Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerpen Persahabatan "Aku Cinta Kamu,Bodoh!" End

Guys, part ending untuk cerpen aku cinta kamu, bodoh! muncul nih. Ada yang nungguin tah? #adminnyaKepedean. Oke deh, terserah aja lah ada atau enggak. Nah yang jelas lanjutannya muncul and selesai. Saatnya nyari ide baru ato mikirin lanjutan Kazua mencari cinta lagi. Ke ke ke. Oh iya, hampir lupa sebelum baca mendingan siapin kantong kresek dulu deh. Serius. Sama biar nyambung juga sama ceritanya sebaiknya sih baca bagian sebelumnya. Iya, sebagiknya sih gitu. Untuk bagian sebelumnya bisa di cek disini. Oke guys...

kartun cute
Aku cinta kamu, Bodoh!

"Hatchim."

Untuk kesekian kalinya Fahrizi bersin disiang itu. Seluruh tubuhnya terasa mengigil kedinginan. Wajar saja, karena seolah langit sedang kompak dengan suasana hatinya. Hari yang tadinya cerah tiba - tiba mendung dan berubah menjadi hujan yang menguyur dengan derasnya. Sementara ia yang sudah terlanjur nekat untuk bertemu Raysa memutuskan untuk menunggu gadis itu tepat di depan rumahnya.

Satu jam, dua jam berlalu. Yang di tunggu belum menunjukan batang hidungnya. Bahkan hujan juga mulai mereda, hanya tinggal titik - titik gerimis yang turun kebumi. Dan pada saat itulah mata Fahrizi menangkap sosok Raysa yang berjalan menghampiri dengan kepala menunduk lemas. Sama sekali tidak terlihat bersemangat. Bahkan sepertinya gadis itu juga masih belum menyadari keberadaanya.

"Raysa..." panggil Fahrizi lirih.

Dengan perlahan Raysa mengangkat wajahnya. Detik itu juga Fahrizi segera menyadari kalau rasa sakit kepala serta dingin yang sedari tadi melanda langsung raib entah kemana. Digantikan oleh emosi yang tiba - tiba muncul ketika mendapati wajah sembab Raysa. Pipi gadis itu basah, tapi jelas bukan karena hujan.

"Loe kenapa?" tanya Fahrizi sambil berrjalan menghampiri. Merasa sedikit terkejut ketika tangannya yang berniat untuk mengusap air mata Rasya justru malah di tepis dengan kasarnya.

"Loe ngapain basah - basahan disini?" Rasya balik bertanya.

"Loe kenapa nangis? Mana cowok berengsek yang harusnya nganterin loe? Kenapa malah biarin loe pulang gerimisan? Apa yang sudah dia lakukan sampai bisa bikin loe sekacau ini?" sambar Fahrizi lagi.

"Apapun yang dia lakukan, itu bukan urusan loe!" tandas Rasya jengah.

Merasa tak bisa menghadapi Fahrizi saat ini, gadis itu berniat untuk segera masuk kedalam rumahnya jika saja Fahrizi tidak tiba - tiba mencekal tangannya dan menariknya untuk tetap berhadapan dengan dirinya.

"Apapun yang menyangkut sama loe, itu jadi urusan gue!"

"Heh," Raysa mencibir. "Emangnya gue siapa elo?" gumam Raysa sinis.

"Nggak penting loe itu siapa. Sekarang loe jawab, kenapa loe nangis. Bukannya loe itu harusnya bahagia. Apa yang sudah bajingan itu lakukan?

"Apa? Nggak penting loe bilang? Sialan!" maki Raysa tak mau kalah. "Dan berhenti mengatakan kalau Stev itu bajingan brengsek. Dia itu cowok paling baik yang pernah gue kenal. Dia keren, perhatian, romantis. Dan dia sayang dan cinta sama gue..."

"Kalau dia emang sesempurna itu terus kenapa loe malah terlihat begitu menyedihkan?"

"Itu karena yang gue cinta itu elo, Bodoh!" teriak Raysa sekencang - kencangnya. Matanya menatap lurus kearah Fahrizi yang kini justru malah kaku bagai patung. Kaget iya, shock itu pasti.

"Loe bener," gumam Raysa lirih di sela isak tangisnya. "Gue emang menyedihkan. Gue udah ketemu sama pangeran impian gue. Yang jelas - jelas sayang sama gue. Yang berniat buat bahagian gue. Tapi gue malah nolak dia cuma demi seseorang yang nganggap gue bukan orang yang penting baginya. Gue malah...."

Ucapan Rasya terhenti dengan tiba - tiba ketika menyadari kalau bibir Fahrizi kini menguncinya. Membuatnya merasa Shock sekaligus kaget. Sama sekali tidak menduga Fahrizi akan menciumnya. Merebut first kist yang sudah 17 tahun ini dijaganya.

"Gue juga sayang sama loe, bodoh," kata Fahrizi setelah melepaskan ciumannya. Tangannya terulur merengkuh tubuh Rasya kedalam pelukan sementara bibirnya mulai bergumam membisikan kata "Enggak, salah. Sebenernya yang bodoh itu gue. Gue yang nggak berani jujur kalau gue sayang sama loe. Gue yang bodoh karena bisanya menjahilin dari pada ngasih perhatian ke elo. Gue yang bodoh karena membuat loe malah menderita begini."

"Loe juga sayang sama gue?" bisik Raysa tak percaya.

Kali ini Fahrizi tidak langsung menjawab. Sebaliknya ia melepaskan pelukannya dan mentap lurus kearah Raysa yang kini juga sedang menatapnya. Sambil tersenyum tangan Fahrizi terulur untuk menyelipkan anak rambut yang Rasya yang turun.

"Gue juga sayang dan cinta sama loe Rasya, lebih dari temen. Lebih dari sahabat. Gue sayang sama loe sebagai cewek yang gue suka."

"Tapi kenapa selama ini loe bilang kalau loe nggak pernah dan nggak akan suka sama gue."

"Itu mungkin karena gue ternyata lebih bodoh daripada elo."

Mendengar itu mau tak mau, Rasya kembali tersenyum. Senyum bahagia. Toh pada akhirnya, Fahrizi mengakui kalau ia lebih bodoh darinya. Salah, maksutnya ia tersenyum bahagia karena pada akhirnya Fahrizi mengakui perasaannya. Perasaan suka padanya. Yang membuktikan kalau ternyata cintanya bukan cinta bertepuk sebelah tangan.

Dan diatas semua itu. Rasya merasa bahagia. Karena kini ia bisa menyombong di hadapan Alin sahabatnya. Kisah cinta romantis, tidak hanya melulu ada di drama. Bukan juga hanya pada novel yang di bacanya. Karena kini, kisah cinta itu mampir dalam hidupnya. Kisah cintanya bersama Fahrizi yang kini kembali menciumnya...

Ending...

Wukakakkaka.... Muntah gih, muntah. Nah, jadi ngertikan apa guna kantong kresek yang di siapin sebelumnya. Ha ha ha, Nggak tau nih, ni admin satu dapat ide dari mana ceritanya bisa jadi gini jadinya. Over All, nikmatin aja lah. Oke guys.. Sampai ketemu di cerpen selanjutnya ya.

Detail Cerpen
Ana Merya
Ana Merya ~ Aku adalah apa yang aku pikirkan ~

Post a Comment for "Cerpen Persahabatan "Aku Cinta Kamu,Bodoh!" End"