Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Novel Online "Kazua Mencari Cinta" ~ 08 / 22

Dan akhirnya Novel Online "Kazua Mencari Cinta" admin lirik lagi. Ahai, secara nggak asik juga ya kalau di biarin terbengkalai. Apalagi sebenernya ending ceritanya udah bermain di kepala (????) cuma nggak tau deh kapan bakal terealisasikannya. Kebanyakan mikirin yang lain sih. #Ehem.

Nah, biar adminnya nggak makin ngaco kayak berita berita yang kini marak berseliweran di pejbuk, mendingan kita langsung baca aja yuk guys. Yang mungkin udah pada lupa sama bagian sebelumnya bisa di cek dulu disini. Happy reading...

Kazua Mencari Cinta
Kazua Mencari Cinta

“Oke, sekarang kita mau mulai dari mana?” tanya Kazua beberapa saat kemudian.

Mendengar itu Zafran segera mengalihkan tatapannya yang sedari tadi tertuju kearah gelas minumannya. Tidak langsung menjawab tangan pria itu terulur. Meraih gelas tersebut dan segera meneguk airnya, menyisakan setengah isinya sebelum kemudian kembali meletakan pada tempat yang sama. Barulah kemudian matanya beralih kearah Kazua.

“Kalau kita mulai dengan pakaian dulu gimana?”

“Pakaian?” ulang Kazua dengan kening berkerut. Tanpa berpikir Zafran mengangguk.

“Karena menurut gue itu yang paling penting dari semuanya,” jelas Zafran menambahkan.

“Baiklah kalau memang begitu. Gue setuju, sekarang loe ikut gue.”

Selesai berkata Kazua langsung bangkit berdiri. Melangkah menuju kearah kamarnya di lantai atas. Melihat itu, Zafran melongo. Anak gadis gila mana yang bisa dengan seenak jidat mengajak pria asing masuk kekamarnya?.

“Eh dia malah bengong, buruan,” teriak Kazua ketika menyadari kalau Zafran masih terduduk di tempat yang sama.

Walau masih merasa ragu tak urung Zafran mengikuti langkah Kazua. Tepat saat ia menginjakan kaki di lantai kamar, Kazua sedang menguras isi lemari pakaiannya. Menjejerkannya di atas kasur. Sementara Zafran berdiri di ambang pintu, menyenderakan tubuh kedinding sembari melipat kedua tangannya.

“Oke, ini pakaian gue. Gimana menurut loe?” tanya Kazua sambil menujukan koleksi pakaian yang ia punya.

Mata Zafran mengikuti telunjuk Kazua yang terjurus kearah pakaian yang kini berserakan di kasur. Setelah terlebih dahulu menghela nafas Zafran kembali menatap kearah Kazua yang juga sedang menatap kearahnya.

“Ternyata loe benar – benar cuek ya?” komentar pria itu setengah bergumam.

Kening Kazua berkerut. “Maksut loe?” Jujur saja ia sedikit kagum ketika menyadari Zafran segera menyadari itu hanya dengan melihat koleksi pakaiannya.

“Mengajak masuk seorang pria kedalam kamar, emangnya loe nggak mikirin tanggapan orang – orang? Menjadi bahan gossip para tetangga misalnya?”

“Eh?” kerutan di kening Kazua bertambah. Tunggu dulu, pembicaraan ini mau di bawa kemana?

“Kelihatannya rumah ini sepi. Memangnya loe nggak takut gue ngapa – ngapain loe? Apa lagi saat ini kita kan sedang ada di kamar?” tanya Zafran lirih. Matanya menatap dengan pandangan menyipit kearah Kazua. Menanti reaksi gadis itu akan situasi mereka saat ini.

Kazua tidak langsung menjawab. Sepertinya ia sudah mulai mengerti maksut ucapan Zafran padanya. Matanya mengamati sekeliling dan menyadari kalau apa yang Zafran katakan ada benarnya. Ia memang sedang berada di rumah sendirian. Rumahnya sepi karena kedua orang tuanya sedang keluar. Ia juga tinggal di sebuah kompleks yang rawan dengan gossip bisik – bisik tetangga. Tapi…

“Huwahahahhaha…”

Gantian Zafran yang mengerutkan kening heran. Tawa Kazua yang tiba – tiba sukses membuatnya merinding. Terlebih ketika ia menyadari kalau tidak ada yang lucu disana.

“Ha ha ha. Loe sendiri bilang kalau loe nggak mungkin naksir sama gue. Jadi nggak ada alasan gue takut sama loe. Dan sory ya. Gue akui loe itu keren, tapi gue nggak ngenggep kalau loe itu cowok.”

Asli Zafran melongo. Tidak menganggap dia cowok? Maksutnya? Akh, ini sih jelas penghinaan.
“Loe nggak ngenggep gue cowok?”

Gantian Kazua yang terdiam. Matanya menatap kearah Zafran dengan seksama dan segera menyadari raut perubahan dari wajah itu. Dengan segera ia meralat ucapannya.

“Dalam artian seseorang yang bisa gue taksir atau di jadikan calon pacar.”

Untuk sejenak suasana hening. Kazua sendiri tidak tau apa yang terjadi. Mungkin saat ini ada 'malaikat lewat', istilah yang sering di gunakan oleh sahabatnya disekolah. Dan gadis itu hanya mampu menelan ludah nya yang terasa kelu ketika jelas jelas Zafran melangkah mendekat kearahnya. Tubuhnya juga secara refleks mundur seiring dengan langkah kaki Zafran yang mendekat sampai kemudian ia terpojok didinding.

"Loe... loe mau ngapain?" tanya Kazua takut-takut.

Zafran masih tidak terdiam. Bahkan sengaja memajukan wajahnya kearah wajah Kazua. Refleks gadis itu memejamkan mata.

"Kalau dilihat dari deket gini, ternyata muka loe banyak jerawatnya ya?"

"Eh?" Kazua mengernyit. Dengan takut - takut ia mulai membuka sebelah matanya. Berhadapan langsung dengan wajah Zafran yang terlihat berusaha untuk menahan tawanya. Saat itulah Kazua langsung mengetahui kalau ia sedang di kerjai. Tak bisa di cegah tangannya langsung terangkat untuk menjitak. Di luar dugaan, Zafran ternyata lebih ligat. Dengan cepat pria itu mengelak sebelum kemudian tertawa ngakak di atas ranjang.

"Huwahahahhaaa,,, Loe kenapa pake merem segala. Ngarepin gue cium loe ya?" ledek Zafran di sela tawanya.

"Sialan, loe ngerjain gue ya?" kesel Kazua.

Zafran hanya ankat bahu sambil tetap tertawa. Kazua yang kesel melihatnya segera mengambil semua tumpukan baju di lemari atasnya, dan langsung melemparkan tepat di wajah Zafran. Membuat tawa pria itu kontan terhenti digantikan tawa Kazua yang memenuhi seisi ruangan.

"Loe ngelempar gue pake... ginian?"

Tawa Kazua langsung bungkam. Matanya melotot menatap lurus kearah tangan Zafran yang menampilkan pakaian dalamnya. Secepat kilat ia langsung berlari dan merampasnya. Demi Tuhan, ia merasa sangat malu. SUMPAH...

"Gue berani jamin. Seumur hidup gue, loe adalah cewek paling ajaib yang pernah gue kenal,"komentar Zafran sambil mengeleng gelengkan kepalannya tak percaya.

"Ehem.. Oke sory. Itu cuma kesalahan teknis, and please nggak usah di bahas."

Zafran hanya mengangguk - angguk sambil berusaha menahan diri untuk tidak tertawa. Terlebih ketika tau Kazua sama sekali tidak berani menoleh kearahnya.

"Loe yakin ini pakaian loe?"

Kalimat selanjutnya yang keluar dari mulut Zafran setelah beberapa saat sempat hening membuat Kazua berlahan memberanikan diri mengankat wajahnya. Kepalanya menoleh kearah Zafran yang kini sedang menunjukan gaun berwarna merah muda ditangannya. Gaun yang ia beli sebulan yang lalu di toko online yang sampai sekarang belum pernah ia pakai. Di gambar, gaun itu terlihat bagus. Terlebih pas di kenakan oleh seorang model. Namun entah kenapa ketika tiba di rumahnya, Kazua amat sangat tidak yakin ia berani mengenakannya. Gaun itu terlalu seksi, selain tanpa lengan, juga terlalu pendek.
"Iya itu emang pakaian gue. Baru gue beli tapi sama sekali belum pernah gue pake," aku Kazua jujur.

"Gue juga nggak berani bayangi kalau loe pake ginian."

Kazua mengernyit. Matanya menatap kearah Zafran yang kini juga terlihat seperti sedang mengamati tubuhnya.

"Dasar mesum. Loe kan nggak harus ngomentarin gue juga."

"Kalau gue nggak boleh berkomentar, gimana ceritanya gue jadi pelatih?" serang Zafran balik.

Kali ini Kazua mengangguk angguk membenarkan. Benar juga ya? Kalau zafran tidak boleh berkomentar giamana kelanjutan ceritanya.

"Sudah lah. Bisa gila gue lama - lama disini. Sekarang mendingan ayo kita pergi," aja Zafran sambil bangkit berdiri.

"Pergi? Kemana?" tanya Kazua heran.

"Saatnya kita cari pakaian buat loe yang sesungguhnya?"

"HA?!"

Bahkan Zafran sama sekali tidak memberi kesempatan lebih untuk kaget pada gadis itu karena semenit kemudian keduanya sudah melaju di jalan raya dan baru menghentikan laju motornya setelah mereka tiba di parkiran sebuah butik yang lumayan ternama. Masih tanpa berkata - kata, tangan Zafran terulur meraih tangan Kazua untuk mengikutinya. Dalam diam keduanya melangkah beriringan.

Tepat saat mereka akan melangkah masuk, Kazua menghentikan langkahnya. Bahkan sengaja menahan Zafran untuk iktu berhenti di dekatnya. Dengan berlahan gadis itu mendekatkan kepala mereka. Berbisik lirih kearah Zafran agar tidak ada yang mendengar ucapannya. "Loe yakin kita mau cari baju disini? Disini mahal mahal tau. Gue kan masih anak SMA," bisik Kazua sambil meningat ingat isi dompetnya.

"Loe diem aja. Yang jelas gue seribu kali lebih yakin disini dari pada di rumah loe. Terlebih setelah insident cela..."

Dengan cepat Kazua membekap mulut Zafran sebelum pria itu sempat menyelesaikan ucapannya.

"Nggak usah loe perjelas juga kali," bisik Kazua geram. Zafran hanya angkat sebelum kemudian kembali menarik tangan Kazua untuk segera mengikutinya. Tapi Kazua keukeuh untuk tetap berdiri di tempat.

"Tenang aja. Ini butik nyokap gue. Gue pastikan loe nggak akan bayar mahal untuk itu."

"Nyokap loe?" kaget Kazua. Dan belum sempat ia mencerna semua itu, Zafran sudah terlebih dahulu menyeret masuk dirinya. Dan tatapan gadis gadis cantik pelayan toko disana sukses membuat Kazua membungkam mulutnya.

Untuk kesekian kalinya, Kazua kembali merasa ragu. Ia mulai tidak yakin, apakah mengangkat Zafran sebagai pelatihnya adalah keputusan yang tepat atau justru malah sebaliknya. Mungkin sebaiknya ia melangkah mundur teratur sebelum semuanya kacau. Ya mungkin sebaiknya memang begitu. Setelah membulatkan tekad, Kazua menatap kearah Zafran yang sedang menyapa ramah karyawan yang ada disana.

"Zafran," panggil Kazua yang membuat pria itu langsung menoleh. Walau sempat ragu, akhirnya dengan tegas ia menambahkan.

"Sepertinya kita harus bicara."

Next to Kazua mencari cinta part 9

Detail Cerpen
Ana Merya
Ana Merya ~ Aku adalah apa yang aku pikirkan ~

2 comments for "Novel Online "Kazua Mencari Cinta" ~ 08 / 22"

Belajar lah untuk menghargai sesuatu mulai dari hal yang paling sederhana...