Cerpen Cinta Romantis | Kala Cinta Menyapa ~ 09 / 13
Masih muncul dengan lanjutan dari cerpen Remaja kala cinta menyapa. Kayaknya bagian kali ini lebih pendek dari bagian bagian sebelumnya. Tapi nggak papa deh, nikmatin aja ya. Dan biar nyambung sama jalan ceritanya sebaiknya baca dulu bagian sebelumnya disini. Happy reading guys...
"Ya ela, loe kenapa? Kok mukanya sedari tadi di tekuk gitu? Gantengnya ilang tau," komentar Joni sambil menatap perihatin sahabat yang duduk di sampingnya. Sementara tangannya dengan santai menyuapkan kuah bakso kedalam mulut.
"Diem deh. Gue lagi galau ni."
"Brus."
"Sialan loe," bentak Erwin sambil berdiri. Mulutnya misuh misuh sementara tangannya segera menyambar tisu dan mengelap wajahnya dengan jijik. Semburan ala dukun dari mbah Joni baru saja tepat sasaran mengenai wajahnya. Sadis memang sahabatnya itu. Dia kan galau bukan kesurupan.
"Loe bilang apa barusan? Galau?" tanya Joni tanpa rasa bersalah sedikitpun padahal Erwin sudah jelas - jelas sedang melotot menatapnya.
Tanpa menjawab dan berkata apapun Erwin langsung berdiri. Namun belum sempat kakinya melangkah, tangannya sudah terlebih dahulu di cekal oleh Joni, menahanya untuk berlalu.
"Loe mau kemana?."
"Kamar mandi," walau dengan nada ketus, tak urung Erwin tetap menjawab.
"Eh, tunggu dulu. Loe belom jawab pertanyaan gue. Loe galau kenapa?"
"Pernah liat sendok melayang nyangkut di kepala nggak?"
"Ha?" kening Joni berkerut atas pertanyaan Erwin yang sama sekali tidak nyambung dengan pembahasan mereka. Namun begitu tak urung ia mengeleng. Tanggapan yang salah, karena detik itu juga ia melihat tangan Erwin terulur meraih sendok di meja dan melemparkan kearah dirinya. Untung saja ia mempunyai gerak refleks yang cepat. Sendok tersebut berhasil ia tampat sebelum mendarat tepat di kepalanya.
"Rese lu Er," gantian Joni yang misuh misuh. Sayangya Erwin sama sekali tidak terpengaruh. Pria itu segera melesat kearah kamar mandi. Mencuci bersih wajahnya sambil tak henti merutuk dalam hati. Sial banget si nasipnya hari ini?.
"Ya ela, loe kenapa? Kok mukanya sedari tadi di tekuk gitu? Gantengnya ilang tau," komentar Joni sambil menatap perihatin sahabat yang duduk di sampingnya. Sementara tangannya dengan santai menyuapkan kuah bakso kedalam mulut.
"Diem deh. Gue lagi galau ni."
"Brus."
"Sialan loe," bentak Erwin sambil berdiri. Mulutnya misuh misuh sementara tangannya segera menyambar tisu dan mengelap wajahnya dengan jijik. Semburan ala dukun dari mbah Joni baru saja tepat sasaran mengenai wajahnya. Sadis memang sahabatnya itu. Dia kan galau bukan kesurupan.
"Loe bilang apa barusan? Galau?" tanya Joni tanpa rasa bersalah sedikitpun padahal Erwin sudah jelas - jelas sedang melotot menatapnya.
Tanpa menjawab dan berkata apapun Erwin langsung berdiri. Namun belum sempat kakinya melangkah, tangannya sudah terlebih dahulu di cekal oleh Joni, menahanya untuk berlalu.
"Loe mau kemana?."
"Kamar mandi," walau dengan nada ketus, tak urung Erwin tetap menjawab.
"Eh, tunggu dulu. Loe belom jawab pertanyaan gue. Loe galau kenapa?"
"Pernah liat sendok melayang nyangkut di kepala nggak?"
"Ha?" kening Joni berkerut atas pertanyaan Erwin yang sama sekali tidak nyambung dengan pembahasan mereka. Namun begitu tak urung ia mengeleng. Tanggapan yang salah, karena detik itu juga ia melihat tangan Erwin terulur meraih sendok di meja dan melemparkan kearah dirinya. Untung saja ia mempunyai gerak refleks yang cepat. Sendok tersebut berhasil ia tampat sebelum mendarat tepat di kepalanya.
"Rese lu Er," gantian Joni yang misuh misuh. Sayangya Erwin sama sekali tidak terpengaruh. Pria itu segera melesat kearah kamar mandi. Mencuci bersih wajahnya sambil tak henti merutuk dalam hati. Sial banget si nasipnya hari ini?.