Cerpen Pendek Remaja "I Like You"
Mumpung besok libur, yang punya hobby traveling bisa deh melala ke mana mana. Sementara selaku anak rumahan kayak gue mah, mendingan otak atik blog aja. Masih dengan seputaran cerita pendek "I like you". Yang penasaran sama jalan ceritanya, bisa langsung simak ke bawah. Oke... Happy reading....
“Sya, loe tau nggak. Di kampus kita ada mahasiswa baru. Namanya Devan. Mana sekelas lagi sama kita. Ya ampun, keren gila bo’. Wajahnya itu lho, suwer deh nggak bakal malu – maluin buat di bawa kondangan,” cerocos Angela antusias sambil terus melangkah. Kebetulan hari ini ada kuliah pagi. Sementara Marysa, yang diajak ngomong malah sibuk ngotak atik hape tanpa menoleh.
"Oh ya?” tanya Marsya terlihat sama sekali tidak tertarik. Komentar barusan juga hanya sekedar formalitas, membuat Angela memberengut sebel.
“Ih, gue serius juga."
“Iya deh. Kalau dia memang sekeren itu terus kerenan mana sama si Galang?” pancing Marsya. Kali ini sambil menoleh untuk melihat reaksi lawan bicaranya. Ia juga sengaja memberikan perbandingan sang pacar sahabatnya dengan harapan mulut gadis itu bisa segera tertutup sekalian mensekip agenda ngambek ngambekan.
“Nah justru itu. Percaya nggak? Mereka kerennya sama. Baik wajah maupun style. Ya iya lah secara mereka kembar gitu lho,” terang Angela kembali mengebu - gebu.
Kali ini langkah Marsya terhenti. Matanya menatap kearah Angela dengan tatapan tak percaya. Sepertinya sahabatnya itu telah berhasil menarik perhatiannya. Sementara yang di tatap hanya mengedip ngedipkan matanya dengan raut wajah polos.
“Loe serius?” tanya Marsa kemudian. “Jadi Galang punya kembaran?” sambung Marsa lagi.
“Ya enggaklah. Tentu saja gue bohong,” balas Angela sambil tertawa puas karena berhasil mengerjai sahabatnya. Lagi pula Marsya kan suka gitu, sok sokan nggak tertarik kalau diajak ngobrol.
“Lagian salah loe sendiri si. Gue ngomong panjang lebar sedari tadi di cuekin mulu."
“Please deh, Angela. Loe kan udah punya pacar, la terus kenapa masih harus ngurusin cowok laen si. Pake muji – muji segala lagi. Kalau sampe Galang tau kan bisa gaswat."
“Justru karena gue udah punya pacarlah makanya gue cerita in ke elo."
Marsya mengernyit, memang apa hubungannya?
"Maksud loe?"
“Gue pengen jodohin sama loe,” todong Angela tanpa tedeng aling aling.
“Uhuk – uhuk,” Marsya yang kebetulan sedari tadi mengulum permen kontan tersedak. Bukan, bukan karena omongan Angela barusan. Tapi karena matanya tiba – tiba menemukan objek pandangan yang benar – benar menarik perhatiannya sampai tanpa sadar mulutnya malah mangap. Melupakan permen yang di kulum yang mendadak ikutan meluncur melewati tengorokan.
“Loe kenapa si? Kalau makan hati – hati donk,” kata Angela tak urung mengusap – usap punggung Marsya.
“Angela, loe tau nggak dia siapa?”
Mengabaikan tengorokannya yang masih sedikit nyeri, Marsya segera menyuarakan rasa penasarannya. Tangannya menunjuk lurus kehadapan. Petunjuk agar Angela melihat apa yang dimaksud. Tanpa sadar sebelah alis Angela sedikit terangkat, sedetik kemudian sebuah senyuman mencibir bertenger di bibirnya.
"Nah, dia itu orang yang sedari tadi gue maksud. Gimana? Keren kan?" kata Angela puas. Terlebih ketika melihat tatapan tertarik di wajah Marsya.
"Jadi yang sedari tadi kita omongin itu dia?" tanya Angela. Walau bingung melihat mata sahabatnya yang terlihat berbinar – binar tak urung Angela mengangguk membenarkan.
“Oke, kalau begitu gue setuju. Loe bisa jodohin gue sama dia."
“Ha?”
“La tadi loe kan bilang loe mau jodohin dia sama gue. Ya sekarang gue bilang, gue setuju. Loe bisa jodohin gue sama dia,” terang Marsya. Kali ini dengan kalimat yang lebih panjang.
“He he he, ngaco loe. Loe nggak serius kan?” tanya Angela terlihat horor.
“Tentu saja serius. La kan tadi loe sendiri yang nawarin."
“Ampun deh Marsya," Angela mengeleng - gelengkan kepalanya kesel. "Gue tadi cuma bercanda aja kali. Kenal juga belum. Ketemu juga baru kemaren. Tau namanya juga baru tadi. Yang benar saja lah."
"Jadi loe nggak mau jodohing gue?" gumam Marsya. Belum sempat Angela menjawab, ia sudah lebih dahulu menambhakan. "Ya udah, nggak papa kalau gitu. Biar gue usaha sendiri."
“Maksutnya?” tanya Angela bingung.
Marsya hanya angkat bahu sambil tersenyum penuh makna membuat mulut Angela makin terbuka lebar tanpa suara yang keluar sama sekali. Ayolah, ini sama sekali nggak lucu. Semua orang juga tau kalau sahabatnya yang satu itu belum pernah terlihat jalan bareng cowok dalam arti yang sesungguhnya. Atau bahasa sederhannya punya pacar. Tapi kenapa sekarang? Akh, Angela sama sekali tidak berani melanjutkan pemikiran liarnya. Kepalanya hanya mampu mengeleng – geleng tak percaya. Lagipula sepertinya itu bukan ide buruk.
“Sya, loe tau nggak. Di kampus kita ada mahasiswa baru. Namanya Devan. Mana sekelas lagi sama kita. Ya ampun, keren gila bo’. Wajahnya itu lho, suwer deh nggak bakal malu – maluin buat di bawa kondangan,” cerocos Angela antusias sambil terus melangkah. Kebetulan hari ini ada kuliah pagi. Sementara Marysa, yang diajak ngomong malah sibuk ngotak atik hape tanpa menoleh.
"Oh ya?” tanya Marsya terlihat sama sekali tidak tertarik. Komentar barusan juga hanya sekedar formalitas, membuat Angela memberengut sebel.
“Ih, gue serius juga."
“Iya deh. Kalau dia memang sekeren itu terus kerenan mana sama si Galang?” pancing Marsya. Kali ini sambil menoleh untuk melihat reaksi lawan bicaranya. Ia juga sengaja memberikan perbandingan sang pacar sahabatnya dengan harapan mulut gadis itu bisa segera tertutup sekalian mensekip agenda ngambek ngambekan.
“Nah justru itu. Percaya nggak? Mereka kerennya sama. Baik wajah maupun style. Ya iya lah secara mereka kembar gitu lho,” terang Angela kembali mengebu - gebu.
Kali ini langkah Marsya terhenti. Matanya menatap kearah Angela dengan tatapan tak percaya. Sepertinya sahabatnya itu telah berhasil menarik perhatiannya. Sementara yang di tatap hanya mengedip ngedipkan matanya dengan raut wajah polos.
“Loe serius?” tanya Marsa kemudian. “Jadi Galang punya kembaran?” sambung Marsa lagi.
“Ya enggaklah. Tentu saja gue bohong,” balas Angela sambil tertawa puas karena berhasil mengerjai sahabatnya. Lagi pula Marsya kan suka gitu, sok sokan nggak tertarik kalau diajak ngobrol.
“Lagian salah loe sendiri si. Gue ngomong panjang lebar sedari tadi di cuekin mulu."
“Please deh, Angela. Loe kan udah punya pacar, la terus kenapa masih harus ngurusin cowok laen si. Pake muji – muji segala lagi. Kalau sampe Galang tau kan bisa gaswat."
“Justru karena gue udah punya pacarlah makanya gue cerita in ke elo."
Marsya mengernyit, memang apa hubungannya?
"Maksud loe?"
“Gue pengen jodohin sama loe,” todong Angela tanpa tedeng aling aling.
“Uhuk – uhuk,” Marsya yang kebetulan sedari tadi mengulum permen kontan tersedak. Bukan, bukan karena omongan Angela barusan. Tapi karena matanya tiba – tiba menemukan objek pandangan yang benar – benar menarik perhatiannya sampai tanpa sadar mulutnya malah mangap. Melupakan permen yang di kulum yang mendadak ikutan meluncur melewati tengorokan.
“Loe kenapa si? Kalau makan hati – hati donk,” kata Angela tak urung mengusap – usap punggung Marsya.
“Angela, loe tau nggak dia siapa?”
Mengabaikan tengorokannya yang masih sedikit nyeri, Marsya segera menyuarakan rasa penasarannya. Tangannya menunjuk lurus kehadapan. Petunjuk agar Angela melihat apa yang dimaksud. Tanpa sadar sebelah alis Angela sedikit terangkat, sedetik kemudian sebuah senyuman mencibir bertenger di bibirnya.
"Nah, dia itu orang yang sedari tadi gue maksud. Gimana? Keren kan?" kata Angela puas. Terlebih ketika melihat tatapan tertarik di wajah Marsya.
"Jadi yang sedari tadi kita omongin itu dia?" tanya Angela. Walau bingung melihat mata sahabatnya yang terlihat berbinar – binar tak urung Angela mengangguk membenarkan.
“Oke, kalau begitu gue setuju. Loe bisa jodohin gue sama dia."
“Ha?”
“La tadi loe kan bilang loe mau jodohin dia sama gue. Ya sekarang gue bilang, gue setuju. Loe bisa jodohin gue sama dia,” terang Marsya. Kali ini dengan kalimat yang lebih panjang.
“He he he, ngaco loe. Loe nggak serius kan?” tanya Angela terlihat horor.
“Tentu saja serius. La kan tadi loe sendiri yang nawarin."
“Ampun deh Marsya," Angela mengeleng - gelengkan kepalanya kesel. "Gue tadi cuma bercanda aja kali. Kenal juga belum. Ketemu juga baru kemaren. Tau namanya juga baru tadi. Yang benar saja lah."
"Jadi loe nggak mau jodohing gue?" gumam Marsya. Belum sempat Angela menjawab, ia sudah lebih dahulu menambhakan. "Ya udah, nggak papa kalau gitu. Biar gue usaha sendiri."
“Maksutnya?” tanya Angela bingung.
Marsya hanya angkat bahu sambil tersenyum penuh makna membuat mulut Angela makin terbuka lebar tanpa suara yang keluar sama sekali. Ayolah, ini sama sekali nggak lucu. Semua orang juga tau kalau sahabatnya yang satu itu belum pernah terlihat jalan bareng cowok dalam arti yang sesungguhnya. Atau bahasa sederhannya punya pacar. Tapi kenapa sekarang? Akh, Angela sama sekali tidak berani melanjutkan pemikiran liarnya. Kepalanya hanya mampu mengeleng – geleng tak percaya. Lagipula sepertinya itu bukan ide buruk.
I like you.... Next jadi I Love You... Hehehe
ReplyDeleteIde bagus...
DeleteNgarepnya emang gitu... #Ekh
duh jadi inget masa abg kalau suka sukaan, seru ..lanjutannya dong. penasaran
ReplyDeleteEmang sekarang udah bukan ABG lagi ya.
DeleteKetauan don kalau sekarang sudah tu... #sebagiantekshilang
udah lama aku ngga nulis cerpen, pengen nulis ah :D
ReplyDeleteAyoooo... Nulis lagi.
DeleteAna suka juga baca karyanya.
Walau seringnya jadi silent reader sih. #ekh
nice short story ya.... kisah remaja yang memang selalu berputar tentang tema cinta
ReplyDeleteMaklum, adminya emang masih remaja.
Delete#klotak #fitnahmodeon
Kece ceritanya :)
ReplyDeleteIya tah?
DeleteArigatou gozaimasu...
Trus mereka jadian gak?
ReplyDeleteNggak tau juga.
DeleteKeburu ending sih... #laaaaahhhh
ini cerita pribadi ya di angkat jadi cerpen. ketceh ceritanya
ReplyDeleteIsh, nggak gitu jugaaaaaa.....
DeleteOverall, thank you....
Open ending.. Selalu bikin nambah penasaran! Menurut saya sih Devan terima dan mereka jadian ;)
ReplyDeleteCieeee...
DeleteMasa sih? Tau aja,
Padahal 'cupid' nya keburu kabur lhooo...
Endingnya nanggung haha.
ReplyDeleteKan sengaja Teh, Biar imajinasi pembacanya sendiri yang berkelana sendirian... #XD
DeleteDiterima ga ya???
ReplyDeleteMaunya gimana?
DeleteDi terima atau enggak?
Dulu saya juga sering nulis cerpen ka, tapi sejak nge blog jadi gak concern lagi. Etapi ini gak cerita ana kan??
ReplyDeleteKenapa kak Yulia Marza?
DeleteKan punya blog harunya malah lanjut....
Emp, cerita saia? No coment aja deh...
Suka baca cerpen online gini. Gratis aksesnya. Terus berkarya mba :D
ReplyDeleteCieeee, penikmat gratisan.
DeleteCk, sama! Toss kita...
endingnya kak...
ReplyDeleteKenapa?
DeleteGantung ya? Persis nih kayak mantan gebetan.
Pedekate mulu, di tembak enggak. #malahcurhat
Langsung browsing lagunya :D
ReplyDeleteMonggo.
DeleteLagian kalau mbak Dian Radiata mah, nggak mungkin jadi baper juga dengerin lagunya. :D
waw, cerpennya menarik. tinggal dirapiin aja nih. lain kali kirim ke media, jangan dulu diposting di blog hehe
ReplyDeleteIya sih, emang masih rada berantakan. Padahal udah mulai di rapiin juga dari sebelumnya.
DeleteNgomong ngomong soal media, lebih nyaman nulis di blog sih. :D