Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Novel Online "Kazua Mencari Cinta" ~ 07 / 22

Ada yang kangen sama update'an kumpulan cerpen karya nya sang admin nggak ya? He he he, sok kepedean. Angap aja deh ada #Maksa. Nah, jadi ceritanya Adminnya lagi berada di posisi 'Kazua', eits tapi bukan dalam artian 'mencari cinta' ya. Cuma emang lagi 'Move on' dari masa lalu #halakh, malah curcol kagak jelas. Oke deh mendingan langsung baca lanjutan Novel online kazua mencari cinta part 7 aja deh.

Karena ni cerpen emang molor kelanjutannya, mendingan baca bagian sebelumnya aja deh biar nyambung. Untuk mempermudah ntu, bisa langsung klik disini.

Kazua mencari cinta

“Loe…” jeda untuk sejenak, Kazua tanpa mengehela nafas sebelum kemudian kalimat tegas itu meluncur mulus dari mulutnya.

“Naksir sama gue kan?!”

Dan Zafran langsung menyadari kalau itu ‘pernyataan’ bukan ‘pertanyaan’!.

“Tunggu dulu!” kata Zafran setelah sempat terdiam sejenak. Dia? Naksir Kazua? Gadis selemot itu? MUSTAHIL!

“Maksut loe dengan gue naksir sama loe itu apa?”

“Emp… gimana ya?” Kazua pasang pose berpikir. “Jujur saja, sebenernya baru beberapa waktu yang lalu gue namatin cerpen {Bukan} sahabat jadi cinta. Nah, disana tokoh utamanya ngasih sarat sama kayak loe, ‘nggak boleh jatuh cinta’ gitu. Eh nggak taunya, malah dia yang jatuh cinta duluan.”

“Dan karena alasan itu loe langsung bilang kalau gue naksir sama loe?” tembak Zafran cepat.

Kepala Kazua mengangguk sembari angkat bahu. “Bisa jadi.”

“Pletak.”

Sebuah jitakan mendarat di kepala Kazua sebagai jawaban dari ungakapannya barusan. Gadis itu hanya mampu meringis sembari menatap Zafran kesel. Memangnya dia salah apa?

“Gue tarik ucapan gue tadi. Gue nggak jadi bantuin loe. Silahkan loe beresin aja urusan loe sendiri,” kata Zafran sambil bangkit berdiri yang lagi – lagi kembali ditarik oleh tangan Kazua yang memang lebih cepat dalam bekerja di bandingkan dengan kemampuan otaknya dalam mencerna sesuatu.

“Eh dia ngambek lagi. Beneran kayak cewek,” komentar Kazua setengah bergumam sebelum kemudian menambahkan. “Baiklah, gue setuju loe bantuin. Dan gue juga setuju dengan syarat yang loe berikan. Mulai sekarang loe jadi pelatih gue. Oke?”

“Tapi sebelum itu gue akan ngasih tau loe duluan. Kalau menjalin hubungan itu nggak selamanya indah seperti yang diharapkan. Dan mungkin kadang loe malah harus merasakan sakit yang nggak pernah loe bayangkan. Loe siap?”

Walau masih tidak mengerti, Kazua tetap mengangguk. Yang penting sekarang adalah Zafran mau membantunya.

“Dan loe juga nggak akan nyalahin gue kan?” Zafran memastikan.

“Kalau soal itu, loe tenang aja. Gue nggak akan nyalahin loe. Lagian kalau entar gue sampai patah hati, gue tinggal kelilingin aja lapangan bola kaki,” balas Kazua santai.

Zafran sedikit ragu, tapi tak urung ia mengangguk. “Inget! Loe _ nggak boleh _ jatuh cinta _ sama gue,” ulang Zafran penuh penekanan.

“NGGAK AKAN PERNAH!” kali ini Kazua membalas dengan tegas!.

Keesokan harinya, Kazua sudah bersiap – siap dengan riasan yang tidak biasa. Gadis itu sengaja berdandan abis berdasarkan tutorial majalah fasion yang ia baca. Walau ia sedikit ragu dengan hasil yang akan ia dapatkan nanti, Kazua tetap nekat melakukannya. Toh ia sudah memutuskan untuk berubah. Terlebih hari ini, Zafran berjanji akan datang kerumanhnya untuk memulai acara ‘melatih’ dirinya. Jadi sekalian saja, ia akan membiarkan pria itu langsung menilainya.

Hem, untuk sejenak Kazua kadang merasa kalau semuanya terasa sedikit konyol memang. Mana ada orang yang menjadikan seseorang yang baru di kenal untuk menjadi pelatih. Untuk mendapatkan pacar lagi. Tapi kalau di pikir – pikir lagi, bukankah saran dari Keysia juga konyol? Masa ia untuk dapatin pacar harus merubah penampilan duluan. Dan diatas semua itu, yang paling konyol adalah ide dari penulis cerpen ini. Ada ada aja deh pokoknya… #plaks…

Oke lanjut….

Setelah menghabiskan waktu hampir satu jam, Kazua melangkah keluar dari kamarnya. Dengan santai ia duduk di ruang tamu sembari menyalakan TV sembari menunggu Zafran muncul kerumahnya. Selang beberapa saat kemudian bel berbunyi, dengan cepat Kazua bangkit berdiri. Sesuai dugaanya, Zafran tanpak berdiri tepat di hadapannya begitu ia membukakan pintu.

“Akhirnya datang juga, ayo masuk,” ajak Kazua mempersilahkan.

Namun bukannya menurut, Zafran justru malah berdiri seperti patung. Matanya menatap lurus kearah Kazua. Menatap gadis itu dari kepala hingga kaki. Tentu saja hal itu membuat Kazua merasa sedikit salah tingkah. Terlebih ketika ia menyadari kalau Zafran melakukannya secara terang – terangan tanpa tedeng aling – aling sama sekali.

“Loe kenapa natap gue kayak gitu?” tanya Kazua akhirnya.

Zafran menggelang. “Nggak ada.”

“Ya sudah, ayo masuk,” kata Kazua mengulang ajakannya.

Kali ini Zafran menurut. Secara berlahan pria itu melangkah masuk. Matanya menatap kesana kemari dan menyadari kalau rumah itu terasa sepi. Sepertinya gadis itu sendirian.

“Oh ya, loe mau minum apa?” tanya Kazua kearah Zafran yang kini sudah duduk santai pada tempat yang beberapa saat yang lalu ia duduki.

Zafran tidak langsung menjawab, pria itu justru malah terlihat sedang berpikir. Setelah bebarapa saat kemudian mulutnya terbuka. “Gue mau jus alpukat boleh?”

Kazua mengernyit, ia tadikan hanya basa – basi. Lagian hari gini masih pagi minta jus. Jus alpukat lagi? Emangnya ia pedagang bisa nyiapin begituan? Dan belum sempat mulutnya terbuka, Zafran sudah terlebih dahulu menambahkan.

“Jangan lupa di tambah sedikit susu, kopi, mocha dan sedikit teh. Kalau perlu juga boleh di tambah sedikit santan kelapa dan garam sedikit.”

“Ha?” Kazua asli melongo. “Busyed, itu minuman apaan? Loe ngigo ya? Kalau gitu apa rasanya?”

“Kalau menurut loe rasanya gimana?” Zafran balik bertanya.

“Tanpa gue coba juga gue yakin kalau rasanya pasti ancur,” balas Kazua tanpa berpikir.

“Sama. Menurut gue juga gitu,” balas Zafran mengangguk membenarkan. “Dan kalau gue boleh menambahkan, sama ancurnya kayak penampilan loe saat ini.”
Eit, tunggu dulu. Ini pembicaraan mau di bawa kemana? Kenapa Zafran bisa dengan seenak jidatnya membelokan arah pembicaraan.

“Maksut loe?” akhirnya Kazua lebih memilih bertanya.

“Oke, rambut loe di gerai gitu emang bagus, tapi sebenernya cukup loe sisir rapi juga nggak papa. Kalau mau loe bisa kasih satu jepitan aja di pinggir. Bukan di borong semua kayak gitu. Dan satu lagi, selera loe sama warna ternyata ancur banget ya.”

Secara sepontan Kazua meraba rambutnya. Zafran benar. Rambut yang biasa ia ikat ekor kuda kini memang sengaja ia lepaskan. Tak lupa ia kenakan sebuah bando berwarna pink untuk menjaganya agar tidak berterbangan. Ditambah kiri kanan rambut ia berikan pita kupu – kupu yang baru ia beli kemarin sore. Tadinya ia pikir itu bisa memberikan kesan feminim, eh ternyata Zafran malah memberikannya komentar negative. Akhirnya dengan segera ia mulai melepaskan nya satu persatu.

“Dan make up loe juga kacau banget. Selain warna nggak merata, juga itu terlalu tebel. Gue tiba – tiba ngerasa ngeliat seorang badut sedang berdiri di hadapan gue.”

Kali ini Kazua memberengut sebel. Jadi make up yang ia kenakan juga bermasalah? Akh, padahal ia kan sudah mengikuti petunjuknya dari A sampai Z berdasarkan tutorial. Tapi walau begitu gadis itu tidak membantah. Tangannya dengan segera terulur meraih tisu yang selalu stand bye di bawah meja. Mulai membersihkan polesan di wajah yang sudah ia siapkan sekian lama.

“Loe juga bukan manekin berjalan. Ngapain loe pake gelang kiri kanan begitu? Dan sebaiknya loe juga melepaskan apapun yang kenakan di leher itu.”

Lagi – lagi Kazua manut. Jujur saja, mengenakan aksesoris pada tubuhnya juga bukan hal yang ia sukai. Bahkan ini untuk pertama kalinya ia mengenakan benda – benda tersebut walau memang sudah ia beli sekian lama yang selama ini masih tersimpan rapi di meja rias di kamar. Ia kenakan benda – benda tersebut setelah yakin kalau ia akan pede, ternyata lagi – lagi gagal.

“Ada lagi yang salah?” tanya Kazua sambil menatap kearah Zafran yang juga sedang menatapnya.

“Loe marah gue komentarin?” bukannya menjawab, seperti biasa Zafran malah balik bertanya.

Kazua tidak lantas membalas. Gadis itu terlebih dahulu menghela nafas. Marah? Jelas saja! Secara usaha nya selama berjam – jam untuk berdandan malah gagal total. Tapi …

“Enggak, gue nggak marah.”

“Kalau emang nggak marah, nada ngomongnya biasa aja donk.”

Sungguh, Kazua ingin sekali menjitak kepala Zafran saat itu juga. Terlebih ketika melihat wajah pura – pura polos Zafran di hadapannya. Tapi seiring dengan keinginan itu, Kazua juga sekuat hati menahan diri. Ia tidak ingin acara belajar nya gagal berantakan bahkan sebelum ia mulai.

“Baiklah, menurut loe ada lagi yang salah dengan penanpilan gue?” tanya Kazua lagi. Kali ini dengan nada yang sedikit lebih halus dari biasanya.

Zafran tersenyum samar. “Sebenernya baju yang loe kenakan juga nggak cocok, tapi untuk kali ini gue maklumin aja deh.”

JAWABAN MACAM APA ITU!

“Dan loe mau minum apa?” Kazua lebih memilih mengalihkan pertanyaan.

“Apa aja boleh.”

Kazua mengangguk. Tanpa kata gadis itu bangkit berdiri, berjalan menuju kearah dapur. Selang beberapa saat kemudian ia muncul dengan segelas air putih di tangan dan segera menghidangkannya tepat di hadapan Zafran. Pria itu tidak berkomentar apa – apa, hanya tatapannya yang terlihat mengamati raut Kazua yang pura – pura tidak menyadari kalau ia sedang di amati.

“Jadi,” potong Kazua memengenyahkan pemikiran apapun yang sedang bermain di kepala Zafran.

“Saatnya melakukan perubahan!”

Next to Kazua mencari cinta part 8

Detail Cerpen
Ana Merya
Ana Merya ~ Aku adalah apa yang aku pikirkan ~

2 comments for "Novel Online "Kazua Mencari Cinta" ~ 07 / 22"

Belajar lah untuk menghargai sesuatu mulai dari hal yang paling sederhana...