Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerita SMA "Be The Firs & The Last"

Hallo Reader Star Night.
Star Night datang lagi ni. Kali ini dengan Cerita SMA , Cerpen Kiriman dari Salah satu Reader Star Night. Gimana ya Ceritanya?. Langsung sama - sama kita cek yuks. Lets Go.....

Credit gambar: Ana Merya

Cerita SMA


Sophia, terkenal sebagai cewek palinnngggg jutek di sekolah SMP 1. Dia sebetulnya baik, tapi dia tidak suka ama yang namanya ‘cowok’. Kejadiannya, dia pernah diputuskan oleh mantan pacarnya dengan alas an yang sangat tidak masuk akal. Coba aja pikirkan, masa alasannya karena, Tony (mantan pacar Sophia) sudah bosan dengan Sophia. Jelas saja Sophia langsung pergi dengan hati remuk. Rasa marah, sakit hati, kesal bercampur aduk jadi satu. Vanes dan Dila, BFFnya Sophia mencoba untuk menghibur Sophia. Yang malah jadinya, Sophia tambah marah dan mulai bersikap super jutek. Di hadapan cewek-cewek, Sophia adalah orang terbaik dan tersabar di dunia. Di hadapan cowok-cowok, dia bagaikan iblis dibalik malaikat.


Suatu hari, Sophia sedang berjalan di koridor sekolah dan tanpa ia sadari, ia menabrak seorang ‘cowok’. Dengan nada juteknya ia berbicara kasar dengan ‘cowok’ itu.
“Hei! Kalau jalan itu pake mata dong!! Ga keliatan apa badan segede ini!” kata Sophia dengan ketus.

“Eh, sori banget, gue ga sengaja. Gue lagi sibuk nyari kelas gue.” Jawab ‘cowok’ itu.

“Kenapa ga tanya aja ama murid yang ada disini! Kan gampang! Ga usah bolak-balik sekolah ini kayak cacing kepanasan! Udah ah!” balas Sophia sambil meninggalkan ‘cowok’ itu yang bengong melihat perilaku Sophia.

Bel berbunyi, tanda jam istirahat selesai. Semua siswa-siswi bersiap balik ke kelas. Begitu juga dengan Sophia, Vanessa, dan Dila. Sesampai di kelas, Ms. Tina, belum kelihatan di kelas. Sophia segera duduk dekat dengan Dila seperti bersiap untuk curhat. “Eh, lo liat ga cowok yang tadi nabrak gue?” Tanya Sophia.

“Liat, kenapa mang?” balas Dila.

“Dia itu cowok ga tau diri, masak gue se-gede ini ga keliatan, jangan-jangan dia malah sengaja lagi untuk nabrak gue sekedar cari perhatian atau apalah” cerita Sophia dengan nada sebel.

“Ya lo jangan segitunya kali”

“Maksud lo?” Tanya Sophia.

“Sapa tau aja dia itu ga sengaja, ga ngeliat lo ada disitu karena lagi sibuk memperharhatikan sesuatu, kalau misalnya lo yang jadi cowoknya, lo sakit hati ga dibentak kaya gitu? Udah ga tau apa-apa, ga sengaja, dibentak lagi. Mending sekarang lo minta maaf” jawab Dila panjang lebar.

“Eitsss, kok jadi gue yang minta maaf?” tolak Sophia.

“Iyalah, lo yang bentak-bentak ga jelas, nanti di kira pasien yang baru keluar dari RSJ lagi” canda Dila.

Sophia langsung mencubit lengan temannya itu. “Ouch, sakit tau.. Iya deh Nona Sophia, den takut nanti dicubit lagi” jawab Dila dengan laga orang polos.

Melihat itu, Sophia langsung ketawa, disusul oleh tawa Dila juga. “Makasih Dila, gue seneng lo jadi sahabat gue” batin Sophia.

5 menit kemudian, Ms. Tina datang membawa berita penting. “Anak-anak, hari ini kita kedatangan siswa baru namanya Andre, dia pindahan dari Amerika. Andre, ayo silahkan ke sini..” kata Ms. Tina. Sesaat, cowok ganteng dan tinggi itu masuk ke kelas. Wajahnya hamper meng-hipnotis seisi kelas 9A, kecuali Sophia.

“Ya ampun, itu kan cowok tadi yang menabrak gue, gawat dah kalau sampe dia lapor Ms. Tina, harga diri gue langsung menurun deh” kata Sophia dalam hati.

Untungnya, Andre tidak melapor tentang kejadian tadi siang. Sophia sekarang bisa bernapas lega. “Tapi, setelah dipikir-pikir, kok nama Andre kayak nama temen gue waktu TK ya?” kata Sophia dalam hati. Tp dia segera menghilangkan lamunan itu saat pelajaran Ms. Tina sudah dimulai. 1 setengah jam kemudian, bel tanda pulang berbunyi.


Sesampai di rumah, Sophia langsung merebahkan tubuhnya di ranjang. Menghilangkan rasa lelah dan kantuknya semasa di sekolah. Tapi itu tidak berlangsung lama sampai mamanya mengetuk pintunya dengan keras, memaksa mamanya berbicara dengan Sophia. Dengan rasa malas ia membukakan pintu tersebut. Mamanya terlihat sangat gembira sekali. “Soph, Viki, teman km waktu TK udah balik ke Indonesia loh!” kata mama dengan gembira.

“Masa ma?” Tanya Sophia dengan berbinar-binar. Mamanya mengganguk. “Dan, mama dan papa juga kedua orangtua Viki berniat untuk menjodohkan kamu dengan dia” kata mama.

“Apa? Mama jangan berlebihan deh.. Sophi kan baru kelas 9, masa udah dijodohiin? Lagian kalau Vikinya mau.. Trus, masa langsung tunangan atau nikah? Apa kata dunia?” balas Sophia.

“Ehem, jadi udah mikiriin tentang nikah ya?” Langsung saja muka Sophia memerah karena malu.

Baru kali ini Sophia ga jutek karena masalah cowok. Dari TK, dia dan Viki yang masih kecil sudah berjanji akan menikah. Waktu itu mereka masih kecil, jadi belum ngerti apa arti cinta.

“Sudah deh, jangan melamun Soph, mendingan sekarang kita ke mall, ok?” kata mama memberi usulan.

Belum sempat Sophia menjawab mamanya sudah terlebih dahulu menarik tangannya dan membawanya ke pusat perbelanjaan. “Ni sayang, bajunya bagus” kata mama.

Sophi menolak. Mama lalu kembali sibuk memilih dress untuk nanti. Sophi pun terpaksa sibuk, walau dalam lubuk hati senang ingin bertemu dengan Viki.

“Nah, ini aja ya say, udah mau telat loh.. Mau kan?” kata mama setengah memelas.

Sophi mengiyakan saja. “Dress itu lumayan, matching dengan sepatunya” kata Sophia dalam hati. Pulang dari mall, Sophia segera ke kamar mandi dan bersiap-siap. Setengah jam kemudian, Sophia siap pergi dengan baju dressnya berwarna putih ditambah high heelsnya. Selama perjalanan, Sophi tidak tau dia sedang berada dimana. Dia hanya mengikuti saja kemanapun kedua orangtuanya pergi. Kemudian, ia sampai di sebuah restoran dimana sudah ada 3 orang yang sedang duduk, dan bagi Sophi, mereka terlihat familiar sekali.

“Maaf ya sudah membuat anda menunggu lama-lama” kata papa kepada om itu.

“Tidak apa-apa pak, silahkan duduk.” Jawab om itu.

“Ndre, ada Sophia tuh” kata tante yang disebelah om itu.

“Loh, apa jangan-jangan Viki itu Andre? Gawat..” batin Sophia dalam hati.

Cowok yang sekarang sedang duduk disebrang Sophia segera melihat Sophia. Tentu aja cowok itu sedikit kaget.

“Loh, bukannya loe yg waktu itu, Ooh,oh, jadi itu..” kata cowok yang bernama Andre atau Viki itu.

Jelas saja muka Sophia langsung memerah. Selain rasa malu, dia juga menyesal, kenapa harus membentak Andre waktu itu. Selain karena dia Viki, dia juga adalah orang yang selama ini Sophi cari. Tapi tiba-tiba Andre berdiri.

“Om, tante, mama, papa, boleh ga Andre ajak Sophia jalan-jalan keluar?” Tanya Andre kepada mama papanya, dan juga mama papanya Sophia.

“Boleh, silahkan” kata mama dengan tersenyum.

Lalu Andre menarik tangan Sophia dan mengajak Sophia ke suatu tempat. Sophia yang masih syok, hanya diam saja. Mereka sampai di suatu bukit yang luas. Disana mereka bisa melihat bintang berkerlap-kerlip dan juga bunga-bunga yang luas.

“Vik, sori ya masalah tadi pagi. Gue ga tau klo itu lo. Gue juga lagi bad mood deh kalau berhubungan dengan yang namanya ‘cowok’, jadi kebawa emosi deh” kata Sophia.

“Iya, nggak papa.. Gue udah tau itu lo, mana mungkin sih gue lupa ma Sophia yang cantik ini, kan cuman ada 1 di dunia” kata Andre sambil tersenyum.

Muka Sophia langsung merah seperti udang rebus.

“Oh ya, gue punya hadiah untuk lo” kata Andre beberapa menit kemudian. Lalu Andre merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kotak berwarna pink diikat dengan pita bermotif bunga.

“Coba deh lo buka, jangan dipelototiin mulu” “Ok, ok..” jawab Sophia. Lalu ia membukanya dan langsung kaget.

“Kenapa Soph? Ga suka ya?” Tanya Andre.

“Ga suka? Your kidding me? Ini bagus banget tau ga.. Lo beli dimana?”

“Di Amrik, sebelum ketemu lo gue udah siapiin nih bawa oleh-oleh, hehehehe..” kata Andre.

Hadiah yang diberikan Andre, memang sangat indah. Seorang peri tanpa sayap memakai baju biru muda bergliter sedang duduk di bulan sambil memegang bintang. Bulan dan Bintang adalah hal yang paling disukainya sejak kecil. Dan Andre tau itu. “BTW, boleh ga besok gue duduk sama lo? Temen lama nih, kangen” kata Andre. “Boleh, tapi emang sih tampang gue itu imut, ngangenin” balas Sophia. Andre langsung nyengar-nyengir. Dan terbukti setiap hari mereka semakin dekat. Orangtua mereka pun semakin senang. Dan pada tanggal 13 Februari, sebelum Valentine , sekolah mereka mengadakan acara Valentine. Saat itu mereka sudah masuk kelas 1 SMA. Acara itu diisi oleh banyak kegiatan. Tentu saja, Sophia dan Andre datang bersama-sama karena di acara itu mereka disuruh datang berpasangan. Sophia datang dengan gaun merah muda, diisi pita besar dipinggangnya. Gaun itu terlihat bercahaya. Sedangkan Andre, memakai setelan jas. Sophia dan Andre berjalan-jalan sekitar sekolah sampai suatu saat, nama Andre dipanggil untuk maju kedepan. Ternyata Andre akan menyanyikan sebuah lagu berjudul ‘Wish Upon A Star’. Lagu itu adalah favoritku, dan Andre akan menyanyikannya. Andre memulai lagunya dan bernyanyi.

“Remember when I said I won’t miss you, the truth is that I do..

I never stop thinking about you. We are meant together, the 2 of us are bound

Now it seems like forever I can’t get you off my mind

If I could wish upon a star, then I would hold you in my arms

And I know we could love once again..

If I could turn the hands of time then you would love will still be mine..”

Lalu, tiba-tiba nyanyian Andre terhenti karena Andre jatuh pingsan.

Andre dibawa ke rumah sakit. Sophia langsung menghubungi orangtua Andre dan mama papanya. Berkali-kali rasanya Sophia ingin menangis, tapi ia tahan. Beberapa lama kemudian orangtua Andre datang disusul dengan kedua orangtuanya. Setelah beberapa lama menunggu, dokter sudah keluar dari ruang UGD dan membawa berita buruk.

“Maaf, tapi Andre mengidap penyakit gagal ginjal kronis, hanya donor ginjal yang dapat membantunya. Saat ini, pihak rumah sakit sedang mencari ginjal di seluruh kawasan rumah sakit di Jakarta.” Kata dokter tersebut.

Sophia langsung berlari ke runag Andre. Disitu, Andre masih terbaring tak berdaya. Orangtua Andre juga sangat sedih tapi mereka harus cepat-cepat pergi karena masih ada urusan di kantor mereka. Orangtua Sophia juga harus pergi karena mereka sebentar lagi akan mengadakan rapat penting. Tinggalah Sophia dengan Andre berduaan. Sophia selalu menjaga Andre yang saat itu masih tertidur lelap.

“Sophi, Sophi..” panggil Andre.

“Andre, lo dah bangun?” “Udah kok, sejak kapan lo jaga disini?”

“Sejak lo pingsan tadi..”

“Gue ada dimana?”

“Di rumah sakit, Ndre..” kata Sophia dengan sedih.

Lalu Sophia melirik jam tangannya. Waktu tepat menunjukan jam 12: 15. Sophia mendesah.

“Kenapa Soph?”

“Ga pa pa, cuman kecapean aja..” jawab Sophia, dengan letih.

“Eh, sini deh, gue punya sesuatu buat lo”

“Oh ya? Apa?”

“Kan udah Valentine’s Day nih, jadi ku kasih kamu ini aja” kata Andre sambil memberikan sekotak kado berwarna pink polkadot.

“Huh, sakit-sakitan masih sempet beli-beliin segala, udah ah, kamu tidur aja gih! Nanti malah tambah sakit lagi..” oceh Sophia.

“Yeh, iya nek lampir, mulai muncul deh virus juteknya” canda Andre. Sophia langsung menatap Andre dengan sinis. Setelah beberapa lama, Andre mulai tertidur lagi. Sophia kemudian turun ke lobby rumah sakit dan menuju CafĂ© yang dibuka 24 jam. Sehabis memesan nasi goreng dan jus jeruk, ia langsung membuka hadiah dari Andre. Disitu terdapat sebuah surat, sebuah gambar, dan sebuah kotak musik. Sophia membuka kotak musik itu dan mengalunlah lagu ‘Wish Upon A Star’ mengiringi tarian balet dari penari balet itu. Sophia lalu menutupnya dan lagu itupun terhenti. Lalu Sophia ingin membaca surat itu, tapi ia urungkan karena ia ingin melihat gambar tersebut. Gambar itu jelas-jelas buatan Andre. Gambar seorang gadis yaitu Sophia. Sophia sangat terharu sekali. Ia tidak pernah memberikan sesuatu yang berharga untuk Andre tapi Andre selalu memberi yang terbaik untuk dia. Lalu, Sophia mulai membuka dan membaca surat tersebut perlahan-lahan

“Dear Sophia,
Sophi, kamu senang ga sama permberianku tadi? Aku tau sejak kecil kamu suka dengan tarian balet. Kotak musik itu pas banget untuk nemeniin kamu tidur. Ehmm, gue ga tau gimana harus mulai ini, tapi…. Gue itu suka banget sama lo.. Walaupun gue tau kalau lo ga mungkin suka sama sahabat lo sendiri. Tapi itu ga akan ngubah perasaan gue terhadap lo. Apapun jawaban lo, gue akan terima dengan lapang dada… Will you be my Valentine?”

Andre..

Selesai membaca, Sophia menangis terharu. Ia segera menghapus air matanya dan mulai memakan nasi gorengnya karena nasi gorengnya sudah mulai dingin.

Sesudah makan, Sophia segera balik ke kamar Andre karena waktu sudah menunjukan pukul 1 pagi dan berpamitan dengan Andre untuk segera pulang karena sudah ada Tante Andre yang menggantikan. Sesampai di rumahnya, Sophia segera tertidur dengan pulas. Siangnya, tepatnya jam 01:30, Sophia sudah bersiap-siap lagi untuk pergi mengjengkuk Andre lagi. Sesampai di Rumah Sakit, Sophia kaget karena di kamar Andre sudah banyak dokter yang berkumpul. Saat memasuki kamar Andre, dan langsung menangis karena monitor jantung Andre sudah bergerak dengan datar, tak ada reaksi apa-apa dari jantungnya….

10 tahun kemudian…

Hari ini semua pada disibukkan oleh pernikahan antara Andre dan Sophia yang sudah bersiap-siap.. Waktu lalu, Andre tidak meninggal karena ternyata Andre hanya ingin mencandai Sophia dan sudah berkerja sama dengan para dokternya.. Hahahahahahha… :D Dan sekarang, mereka hidup bahagia selamanya…..

The End

Ho ho ho....

Gimana Sama Cerita SMA tadi?. Sama kayak Star Night nggak, yang harus buka kamus duluan?. Ya maklum lah bahasa inggris Star Night kan pas - pasan kalau nggak mau di bilang kurang.he he he #buka aib. But whatwver lah. Yang penting bisa menghibur.
Oh ya untuk info, Cerita SMA ini adalah cerpen kiriman Dari reader Setia di Star Night. Buat Reader yang lain kalau mau karya nya nangkring di Star Night, bakal di terima dengan tangan terbuka kok. Asalkan Karya tersebut belum pernah di publis di blog manapun Kecuali di Fan page atau catatan Fb. Jika Tertarik Silahkan langsung hubungi admin melalui FB supaya kita juga bisa saling kenal..

Okelah, Berikut biodatanya:

Nama : Dea Aspasia

Email : carlesa.cika@yahoo.co.id

Ana Merya
Ana Merya ~ Aku adalah apa yang aku pikirkan ~