Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerpen Remaja Terbaru "That Girl is mine" ~ 12

Hello Felas, yang masih nungguin lanjutan dari cerbung That Girl is mine bisa langsung simak ke bawah ini. Seriusan, sebenernya ragu sih mau tetep lanjut dengan ide awal atau rombak lagi. Secara baru ngeh, kalo ini kan setingannya udah terlanjur ngambil masa remaja alias kisah SMA ya. Jadi kesannya, ehem.... Isi kolom komentar aja deh gimana tangapannya.

Satu lagi, mau nanya nih. Bagusan tiap part pendek pendek tapi sering update, atau perpart panjang, tapi agak lama? Yang jelas, happy reading aja. Part sebelumnya bisa di simak disini.

cerbung That Girl is mine

"Loe nyelingkuhin gue sama siapa Ar?" sekali lagi Kei mengulang kalimatnya. Sembari melangkah mendekat. Matanya menatap lekat kearah Airi yang masih terpaku melihatnya. Menyadari gadis itu tidak memberikan reaksi apapun, perhatian Kei beralih kearah Keira dan Iris yang ternyata menampilkan raut tak jauh beda dari Airi.

Terlebih dahulu menghela nafas, tanpa permisi Kei mengambil smartphone di tangan Keira. Menatap kearah layar yang masih menampilkan foto pada akun instrgram Airi. Foto dimana Airi tampak berdiri berdua dengan latar belakang matahari terbenam. Tanpa berkomentar sama sekali tangan Kei sibuk mengklik sana sini. Setelah beberapa saat kemudian, ia kembali menyerahkan smarphonenya pada Keira. Sembari melipat kedua tangannya di depan dada, ia beralih kearah Airi.

"Lendra," gumam Kei lirih. Matanya menatap lurus kearah Airi. "So, Lendra itu siapa?"

Suara Kei memang terdengar lirih dan santai. Tapi Airi sadar itu bukan suara dengan jenis nada yang biasa Kei gunakan saat berbicara dengannya. Terlebih ketika Airi memberanikan diri menilik ekpresinya. Ia memang tidak tau dengan pasti apa yang sedang dipikirkan oleh pria itu, tapi Airi bisa memastikan satu hal. Kei terlihat... emp, marah?

Berbanding balik dengan reaksi Airi yang masih diam, mendengar ucapan Kei barusan Keira dan Iris justru malah heboh sendiri. Setelah saling pandang, keduanya kembali mengecek foto yang menjadi objek pembicaraan kali ini. Baru menyadari kalau di foto tersebut Airi sengaja menge'tag akun lain.

"Wah, Lendra ini siapa? Selebgram atau emang model sih. Fotonya keren keren euy, followernya juga bejibun."

"Iya nih, saingan Kei kayaknya berat nih. Apalagi ni cowok juga ganteng."

Rasanya Airi ingin sekali menjitak kepala kedua sahabatnya yang komentar asal nyablak. Nggak liat situasi sama sekali. Istilah kerennya, memancing di air keruh.

"Emp, sorry nih. Nggak keberatan kan kalau gue pinjem sahabatnya sebentar?"

Tak menunggu kalimat balasan dari Iris dan Keira yang masih sempat sempatnya saling pandang, Kei sudah terlebih dahulu bertindak. Tangannya menyambar lengan Airi baru kemudian menariknya berlalu. Tapi sepertinya Airi yang sedari tadi hanya bengong sudah kembali mendapatkan akal dan pikirannya. Dengan segera ia menepis tangan pria itu.

"Apaan sih loe Kei," kesel Airi. Lagian ni orang maunya apa sih. Datang datang bikin rusuh.

Tatapan tajam kembali Airi dapatkan. Walau kilatan mata itu membuat Airi sedikit banyak merasa ketar ketir, namun tak urung tetap ia balas. Lagi pula ia tidak merasa sedang melakukan kesalahan kenapa kesannya ia sedang di hakimi.

Meyadari Airi yang tak mau mengalah, Kei mengalihkan tatapannya kearah Keira dan Iris. Membuat kedua gadis itu lagi - lagi hanya bisa saling pandang. Walaupun Kei tidak ngomong apa - apa, tapi tatapan itu sudah lebih dari cukup untuk membuat mereka merasa merinding.

"Eh Ar, Kei. Kita ketoilet dulu ya. Kebelet nih. Ntar kita balik kesini lagi. Buruan Ra," Iris segera menarik tangan Keira.

"Tapi kan..."

"Ayo temenin gue," tak menunggu Keira menyelesaikan kalimatnya, Iris sudah lebih dahulu menarik gadis itu menjauh.
"Loe pikir loe mau kemana?" tanya Kei sambil menghadang langkah Airi yang ingin berlalu menyusul kedua sahabatnya.

"Loe apa banget sih Kei."

"Gue mau ngomong sama loe."

"Ya udah, kalau mau ngomong - ngomong aja. Kenapa pake ngusir temen gue segala?"

Kei mengernyit. Ia tidak merasa pernah mengusir kedua sahabat Airi. Jika keduanya memutuskan untuk pergi, itu pilihan mereka. Lagian memang seharusnya begitu kan. Toh Airi sendiri yang menolak saat ia ajak pergi.

"Loe... Loe mau ngapain?"

Sial! Airi tak henti mengutuk dalam hati. Kenapa ia jadi gugup begini. Lagipula Kei ditanya bukannya menjawab, justru malah berjalan mendekat kearahnya. Membuat Airi secara perlahan melangkah mundur.

"Akh..."

Dasar batu nggak pernah di sekolahin! Airi yang mundur tanpa melihat tidak sengaja kakinya justru malah tersandung bongkahan batu di belakangnya. Membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan dan nyaris jatuh andai saja tangan Kei tidak lebih dahulu sigap menahan tangannya sementara tangan yang lain berada di pinggangnya.

Airi terdiam. Situasi ini...? Ia yakin ia pernah mengalaminya. Bahkan dengan orang yang sama. Sayangnya efek yang di berikan kali ini berbeda. Jantungnya kembali membuat ulah dengan berdetak di luar batas kewajaran. Efek yang selalu ia rasakan baru baru ini jika berhubungan dengan Kei. Salah satu alasan kenapa ia memutuskan sebisa mungkin untuk menghindari pria itu. Kei sangat berpengaruh buruk terhadap kesehatan jantungnya.

"Kei...?" Airi menelan ludahnya yang mendadak terasa kelu. Tak hanya itu, tubuhnya bahkan terasa kaku. Bukannya mendorong Kei menjauh, refleks tangan Airi adalah melingkari leher Kei agar tidak jatuh. Membuat jarak keduanya semakin menipis.

"Loe belum jawab pertanyaan gue. Lendra itu siapa?"

Belum sempat Airi membalas, Kei sudah lebih dahulu menambahkan kalimatnya yang membuat mata gadis itu membulat sempurna.

"Jawab, ato gue cium loe sekarang juga?"

Tiga detik, hanya butuh waktu tiga detik untuk otak Airi mencerna bahaya yang mengancam dirinya baru kemudian kakinya terangkat. Menginjak kaki Kei dengan kuat tenaga yang ia punya. Mendapat serangan tiba - tiba tersebut membuat cengkraman Kei lepas. Tentu saja kesempatan itu langsung dimanfaatkan Airi untuk meloloskan diri walau hasil akhirnya membuat tubuhnya mendarat sempurna di tanah. Paling tidak itu lebih baik dari pada ancaman Kei benar - benar terwujud.

"Loe...?" geram Kei setelah beberapa saat kemudian. Kakinya masih berdenyut nyeri, namun sebisa mungkin ia tahan. Pria itu lebih memilih memberikan tatapan tajam kearah Airi yang kini sudah kembali berdiri di hadapannya. Sedikit menjauh dua langkah dari posisi sebelumnya.

"Kalau gue jadi loe, gue akan memilih menyelesaikan semuanya sekarang. Karena apa yang gue bilang barusan jelas bukan cuma sekedar ancaman."

Airi yang sudah bersiap untuk kabur, segera mengurungkan niatnya begitu mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Kei. Mata Airi menilik kearah Kei yang kini terlihat lebih tenang. Terlalu tenang malah. Pria itu hanya menatapnya dengan kedua tangan yang ia masukan kedalam saku.

Terlebih dahulu menghela nafas, pada akhirnya mulut Airi terbuka. Ia tidak ragu sedikit pun dengan kebenaran ucapan Kei barusan. "Lendra itu temen gue."

"Temen?" ulang Kei.

Airi mengangguk baru kemudian menambahkan dengan nada keselnya. Demi apa ia harus laporan pada Kei ia berteman dengan siapa?

"Rekan kerja gue."

"Setau gue, loe mulai kerja disana belum satu bulan?"

Airi mengangguk. Terus masalahnya dimana?

"Dan setelah kenal dalam waktu sesingkat itu, loe bahkan udah mau jalan bareng tu cowok?"

Terus terang, Airi masih tidak mengerti pembicaraan ini akan di bawah kemana makanya itu mulutnya tetap terdiam. Yang jelas, jantungnya kembali berulah ketika melihat Kei yang maju melangkah kearahnya. Tak ingin mengulangi insident sebelumnya, Airi tetap bertahan di posisinya. Bahkan ketika kini posisi Kei berada tepat di hadapannya. Heran deh, ni orang demen banget sih ngomong mepet mempet gini? Airi kan nggak budek.

"Apa yang loe lakuin ke gue itu jahat tau nggak sih."

Ha? Airi makin melongo. Ini demi apa, monolog Kei sama sekali nggak ia mengerti.

"Gue nggak ngerti loe ngomong apaan? Please, kalau ngomong itu yang jelas," kata Airi akhirnya.

Tak lantas menjawab, Kei justru menampilkan seringaian sinis. "Nggak ngerti loe bilang?" bisik pria itu lirih yang sukses bikin Airi merinding. Namun begitu, kepalanya tetap mengeleng.

"Loe lupa kalau gue pernah bilang kalau gue suka sama loe?"

Airi terdiam. Mencoba mencerna ucapan Kei barusan. Lupa? Tentu saja ia ingat. Setelah mengaku suka di bus, Kei kan langsung ngintilin ia kemana - mana. Membuatnya uring - uringan. Masalahnya ia tidak menduga sama sekali kalau pria itu serius. Ayolah, mana mungkin kan Kei benar - benar suka dirinya sementara jika di ingat - ingat ia sama sekali tidak pernah bersikap manis pada pria itu. Malah seringnya ketus. Gimana ceritanya bisa suka.

"Oh ya? Kapan loe pernah bilang suka sama gue?"

Sebelah alis Kei terangkat. Mengamati reaksi Airi dengan tatapan tak percaya. Kei tidak pernah mengakui kepada gadis mana pun tentang perasaannya kecuali pada Airi, dan dengan kurang ajarnya gadis itu malah melupakannya. Tanpa di komando, amarahnya kembali muncul.

"Jadi loe lupa?"

Pertanyaan lirih Kei membuat Airi menyesali kebohongannya barusan. Ngapain juga ia pake pura - pura lupa. Namun belum sempat Airi meralat ucapannya, Kei sudah lebih dahulu bertindak. Pria itu kembali mendekatkan tubuhnya. Mengulurkan tangannya guna menarik wajah Airi mendekat. Memutuskan jarak diantara mereka dengan saling menempelkan bibirnya.

Airi Kaget? Tentu saja!

Kecupan itu hanya berlangsung singkat baru kemudian kei sedikit memundurkan wajahnya, memberi kesempatan Airi untuk menarik nafas. Namun, bahkan setelah Kei melepaskan pagutan di bibirnya, gadis itu masih terdiam kaku. Tidak tau harus bereaksi seperti apa. Matanya menatap kosong kearah mata Kei yang berjarak kurang dari 5 centi di hadapan. Bahkan nafas pria itu saja terasa menerpa wajahnya.

"Pastikan loe nggak lupain yang ini."

Setelah membisikan kalimat itu, Kei berbalik. Berlalu meninggalkan Airi yang masih berdiri kaku di tempatnya. Shock. Tidak percaya Kei benar benar merebut ciuman pertamanya.

Next Cerbung That Girl is Mine Part 13

Detail Cerbung
Ana Merya
Ana Merya ~ Aku adalah apa yang aku pikirkan ~

8 comments for "Cerpen Remaja Terbaru "That Girl is mine" ~ 12"

  1. Aku tetep nungguin lanjutannya semangat 😀😀😀

    ReplyDelete
  2. Lanjutin lagi dong kak ceritanya pengen baca sampe abis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maunya juga gitu.
      Tapi gimana donk, idenya macet macet.
      PArt 13 baru dua halaman word di ketiknya. Itu juga feelnya nggak jelas.

      Delete
  3. Lanjutin lagi dong kak ceritanya, bakal di tunggu banget kok

    ReplyDelete
  4. Lanjutin lagi dong kak ceritanya pengen baca sampe abis

    ReplyDelete
  5. Kaka kapan yang part13 nya....ga sabar nunggunya....kami masih setia menunggu...

    ReplyDelete

Belajar lah untuk menghargai sesuatu mulai dari hal yang paling sederhana...