Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerpen Lucu Mis tulalit Part 5

Nulis berdasarkan pengalaman hidup itu emang lebih gampang. Selain bebas dari unsur plagiat, kita juga lebih bisa mendalamin sistem penulisannya.

Nah, karena alasan itu lah Cerpen Mis. Tulalit ini bisa tercipta. Ngandalkan hal konyol yang pernah di lakukan dulu di iringi imagi yang kemudian di kembangkan. Hasilnya, Taraaaaaa.... Baca langsung aja deh.


Mis tulalit

Liburan telah berlalu. April juga sudah kemabli pulang kerumannya. liburan di kampung neneknya benar-benar masih membekas di hati. Padahal Cuma dua minggu. Tapi eits, jangan salah. Itu Bukan karena indahnya, Tapi lebih mendekat pada ‘kesengsaraannya’.
Bayangkan, Hari hari awal di habiskan disawah membantu Nenek dan kakeknya Panen padi dengan berpanas ria. Terus tiga hari di rumah bibinya harus ikut memetik biji kopi dengan catatan digigit nyamuk, semut plus harus manjat-manjat udah persis kayak monyet. Dilajutkan dengan berpetualangan ke rumah pamannya dan diajak buat motong karet. Nah di sini baru ketemu monyet beneran. Soal deritanya jangan di tanya. Reader pasti sudah hapalkan. Sayang nya itu masih belum cukup. Masih harus di lanjutkan ke hutan mencari kayu bakar. Wukakaka.... Kebayang nggak seorang April yang imut, manis, Baek hati harus terjebak di hutan. Mending jangan di bayangin deh....

Untuk itu cerita April berlanjut ke petualangan yang selanjutnya. *sih bahasanya...*.

April juga sudah bersiap-siap mau bobo namun sebelum itu ia kembali memeriksa peralatan untuk 0PPS besok, karena besok hari pertama masuk kuliah, tapi ngax jadi di AMIK, April masuk ke Widya Informatika Selat Panjang aja.

Sepertinya sudah lengkap semua , untunglah tidak terlalu extrim. Topi dari karton warna abu-abu yang tingginya 25 cm berbentuk tabung plus kepangan raffia di tengahnya sebagai rambut, gelang tangan dan kaki yang juga dari tali raffia yang di belah tipis-tipis, potongan kain warna hitam, di tambah tali raffia sepanjang 2 m, yang di guna kan sebagai ikat pinggang juga sekalian sebagai gantungan cawan plastic yang harus ikut di bawa. 0h ya ada lagi yaitu 4 lembar kertas HVS, pena dan sebutir telur rebus yang di ukir sebagus mungkin. Tidak ketinggalan almameter yang di beri tali agar bisa di kalungkan di lehernya.

“Apa lagi ya?” April mencoba mengingat-ingat.

Kan nggax lucu kalau sampai ada yang lupa pada hal kan sudah di persiapkan dari seminggu yang lalu kecuali telur yang baru ia rebus tadi sore.

Setelah yakin semuanya sudah lengkap ia merebahkan tubuhnya di kasur. matanya menerawang langit-langit kamar. Angan nya melayang membayangkan kira-kira acara besok gimana ya??

Tiba-tiba April bangkit dari tempat tidurnya. Hampir saja ia lupa. Masih ada satu lagi yang balum ada. Yups, surat cinta buat kakak Pembina. He. He. He. Ada-ada saja.

April membuka bag tangannya dan mengambil sepucuk surat cinta yang masih kosong. Sedari tadi ia bingung mau ngisi apa. Padahal tadi siang ia sudah berkunjung ke rumah tetangga barunya, mbak Erni yang sekitar 4 tahun di atasnya buat minta tolong. Tapi bukannya di bantuin eh malah di ketawain. Mana waktu itu keluarganya lagi ngumpul semua. Bahkan ada adiknya mbak Erni yang cowok seumuran April yang selama liburan ini pulang ke rumah. Kebetulan dia sekolah nya di kota lain. April kan jadi malu.

Bukan hanya itu mbak erni bahkan malah minta April buat minta tolong langsung saja sama orang tua nya. Dia bilang kalau korespondensi kan sudah jadul, itu masa orang tua nya dulu jadi mereka pasti lebih berpengalaman. Kalau sekarang mah udah nggax jaman nya pake surat. Tapi pake SMS atau telepon. Bisa juga nemu nyatain cinta lewat facebook. Kalau nggax malah main tembak aja langsung. Bener kan?

Hal itu tentu saja membuat April cemberut. Masa orang tua suruh bikin surat cintanya. Udah nggak bantuin malah malu - maluin.

Tiba-tiba HP April berdering, terdengar lirik lagu ‘suka sama kamu’ nya d'bagindas yang membuyarkan lamunan April. Segera di raihnya ternyata dari Dewi yang mengingat kannya untuk pergi bareng besok di tunggu di dekat kolam raja telaga bening. Lagi pula April juga nggax tau di mana gedung tempat OPPS besok. Secara acaranya besok numpang di gedung SMA 2 yang halaman nya lebih luas.

Satu lagi April dan Dewi sudah nggax tetanggaan lagi, April sekeluarga pindah rumah, bahkan untuk menuju ke kampusnya harus nyebrang laut pake ‘pompong’.

April masih bingung tentang surat cintanya, sampai HP nya kembali berdering setelah di cek ternyata SMS yang sama. Mentang-mentang pake kartu AS dapat gratis 1000 SMS main send aja tuh anak, gerut April dalam hati.

Memang sih tu SMS belum di bales secara lagi nggax ada pulsanya nih, hanya tinggal 22 rupiah, rencananya besok mau di isi, maklum lah musim hujan….

Dan untuk ke tiga kalinya HP April kembali berdering dan ternyata masih SMS yang sama, jelas saja April kesel. Nggax tau apa orang lagi pusing bikin surat cinta, eh malah di gangguin mentang-mentang gratis. Saat SMS ke empat masuk, April diam kan saja bahkan sampai deringannya selesai, tiba-tiba ia dapat ide dari pada susah-susah ngarang surat cinta kenapa nggax lirik lagu itu aja yang ia tulis. He he he

April segera mengambil surat cintanya dan mengeluarkan pulpen dari dalam tasnya, diraih ponsel di mainkan lagu lewat media playernya dan ia pun mulai menulis.

Suka sama kamu

Hatiku berkata ingin katakana cinta

Namun aku malu untuk mengawalinya

Jantungku berdebar saat kau menatapku

Jadi salah tingkah bicara sama kamu


Bibirku terbungkam melihat senyummu

Aku tak kuasa saat di dekatmu


Sebenarnya aku ingin mengungkapkan rasa

Tapi mengapa aku selalu tak bisa

Bagaimana caranya agar dirimu bisa tau

Kalau aku suka-suka-suka

Suka sama kamu


April tersenyum sendiri.

“Akhirnya selesai juga” gumannya lirih. Di bagian akhir ia tidak menulis kan namanya. Ia hanya menggunakan inisial ‘A’.

Setelah malipat suratnya April bingung. Besok ni surat mau di tujukan kesiapa ya? Setelah mikir beberapa saat ia meraih kembali pulpennya dan menulis di amplopnya.

‘To kak harry Poter’

Sebenarnya April berniat memberi kan surat itu pada Pembina yang satunya. Yang menurutnya paling keren, apa lagi April ingat banget, waktu pertama kali datang ke WIDIYA untuk mendaftar, pembina yang satu ini yang paling ramah dengannya. Bahkan mengajaknya ngobrol. Pokoknya asyik deh.

Sayang April lupa nama samarannya di OPPS besok. Bahkan jujur saja nama aslinya dia juga nggax tau. Tapi bodo amet ah, yang penting surat cintanya kan udah selesai dan ia bisa segera merebahkan dirinya di kamar dengan tenang.

Eits tunggu dulu. Kok surat cinta nya buat kak harry potter? Apa karena dia bener naksir sama tu orang? Oh tentu saja tidak.

Alasannya: Pertama karena tu orang satu-satunya yang masih dia inggat namanya. Eh, Mbax nia juga ingat sih. Tapi kan dia cewek. Masa cewek ngasih suratnya ke cewek juga sih?

Ke dua : Karena Harry Potter itu film hollywood favorit Penulis . Bahkan penulis pernah uring - uringan gara - gara Batal nonton tu film padahal udah di tunggu selama seminggu. Giliran pas di tayangin di tv, Eh malah PLN mati. *Plaks/Malah curhat*.

Tepat pukul 04:00 April sudah di bangunkan oleh mamanya karena ia memang harus berangkat pagi. Setelah mencuci mukanya di kran, April kedapur menyalakan kompor untuk masak air buat merebus mie instan. Setelah semuanya selesai , April melirik jam tangannya. Baru jam empat lewat sedikit. Ia bengong yang membuat ayam tetangga pada mati.Mau tidur lagi nanggung, mau ngobor (???) ih males banget mana dingin lagi trus ntar OPPS . Cape kali bo…

Akhirnya April menyalakan TV sambil nunggu subuh , tadinya mau ol sih, tapi lagi nggax ada pulsa. Rau kan tinggal 22 rupiah, mau beli modem. Percuma di'bokor' jaringan nggak da. Lagipula nggak ada duit. ahahihihi…

Lagi asyik nonton terdengar suara mamanya yang mengingatkannya untuk mandi katanya mau berangkat jam lima, April mematikan TV dan segera menuju ke kamar mandi, beneran mandi jam 04:30 lho… untung lah airnya lagi nggax bercampur sama es batu. Biasanya kan dinging bangeet.

Selesai mandi langsung solat subuh, do’a bentar minta sama Allah biar hari ini nggax di kasi Pembina yang sadis . Selesai sholat langsung siap-siap baju putih, celana hitam, pake sepatu. Rambut?? Ia ikat ekor kuda di kasi pita warna pink (permintaan pembinannya bukan sponsor) Kemudian April mengambil semua prabotannya yang harus ia bawa.

Tidak lupa ia menyambar mukena dan memasukkannya kedalam tas. Sementara sang mama sudah berkicau memintanya untuk lekas karena hari ini mama yang akan mengantarkannya.

April melirik jam tangannya, belum juga ada jam lima.

“Pril buruan donk” teriakan mama terdengar lagi dan ini adalah teriakan kelima di pagi ini.

“Oa ma, lagi pake sepatu” balas April “Bawel banget” gumannya lagi.

“Lelet amet sih. Keburu siang nih, mama kan masih mau norget(???)”

“Ia ma, ini udah beres” April muncul di ambang pintu, udah rapi pastinya. Wangi juga.

Ini pertama kalinya April pergi di bagi buta, di perjalanan HP nya kembali berdering tanda telp masuk. Ternyata dari Sanah, temennya yang juga dari seberang yang bilang kalau dia harusnya bareng terpaksa pergi duluan karena ada peralatan yang masih harus ia cari, jelas April kalang kabut secara dia nggax tau nanti dia harus naik pompong yang mana. Mana belom pernah, trus sendirian lagi cape bo…

Tapi Sanah bilang nggax usah khawatir bin cemas, nanti tinggal beli tiketnya trus ikuti petunjuknya. Di kira mau regisrasi kartu kali ya!?

Iya deh, April terpaksa manut, habis mau gi mana lagi. Begitu sampai ia langsung menuju loket untuk beli tiket, harganya 3. 500 perak, uang lima ribu di kembalikan 1. 500 langsung ia masuk kan ke dalam sakunya.

Setelah tiket di tangannya, April duduk di bangku kosong yang sudah di sediakan. Tangan nya merogoh sakunya, mencari HP , beberapa menit telah berlalu. April malah keasyikan main game sampai ada yang orang yang mengagetkannya dengan mengatakan kalau pompong nya sudah mau berangkat.

What!?.

Tanpa Ba… Bi… Bu… April langsung meraih tasnya, wah gila ternyata beneran. Talinya udah di lepas, Itu artinya pompong sudah siap mau berangkat. April lari mengejarnya sambil teriak-teriak nggax kenceng alias lirih. Abiskan malu juga kalau harus treak kenceng - kenceng.

Hobi nonton Filem korea nggak. Atau pernah nonton BBF Pas jandi ngejar - ngerjar jun pyo?. Atau baca ff i'm not cinderelanya ocha syamsuri waktu kyuhyun mengejar Eunhye?. Atau waktu donghae mengejar Gaeul di ff nya haega story?. *Maklum, Penulisnya lagi demam sama sesuatu yang berbau korea. *Plak/curhat lagi*

Tapi apa hubunggannya??? Jadi gini, Ni scean udah persis kayak yang diatas cuma bedanya. Low yang tadi di ceritain itu kan pelakon utama mengejar mengerjar sang kekasih hidup-hidupan. La ini April. Asli yang di kejar pompongnya. (ha ha ha kasihan deh loe…. Lebay)

Sialnya lagi, April harus melewati empat pompong yang antri di sana baru bisa sampai. Akhirnya dengan segenap pengorbanan yang berdarah-darah (cie elah segitunya...) April bisa juga melewatinya... Cuma agak telat dan akibatnya, ya itu tadi, tu pompong udah terlanjur berangkat. Oh no... hiks hiks

April mulai panik. Sms dari Dedew alias Dewi juga datang. Dia bilang dia sudah sampai di kolam raja telaga bening. April harus buruan kalau mau ikutan nebeng secara ntar kenadaraannya juga mau di pakai sama bokapnya. Bahkan saat ini Dewi juga di antar oleh kakaknya.

April Be-Te gimana bisa cepet mang nya harus berenang apa?. Ia buru-buru meraih ponselnya kembali. Mencet-mencet tombol, begitu ketemu nomor Sanah, langsung kirim call me, Wuakakakak.

“San, gimana donk, pompongnya udah keburu berangkat nih” April langsung nyolot begitu Sanah menelponnya.

“Yah, kok bisa?”

“Tau, terus gimana donk?” April makin panik mana udah semakin siang lagi.

“Loe tenang aja, jangan panik dulu. Ya udah mending loe naik bout aja. Abis kalau nunggu trip selanjutnya bisa sejam loe nunggu” terang Sanah.

“Ha?!” April kaget “Naik bout?”

Itu artinya ia harus kembali melewati keempat pompong yang antri itu lagi. Tapi bukan Cuma itu masalahnya kalau naik bout itu artinya ia harus bayar lagi, lima ribu pula tu. Argh, nggak rela!.

Untunglah tak lama kemudian ada pompong seribu-seribu. Maksudnya kalau mau numpang harus nambah seribu. Nggax papalah, tekor seribu yang penting selamat yang 4000. Ahihihihi.

Kali ini April tidak perlu perjuangan lagi karena kebetulan pompong yang mau berangkat adalah yang lagi di dudukinya begitu pompong mulai berjalan, April sudah bisa tersenyum lega. Tapi itu tidak berlangsung lama begitu ia melihat ponselnya yang kembali berdering. Ternyata SMS dari Dewi yang masuk.

“April, buruan, mana sih kok belom nongol juga”

April panik setelah selesai membaca tulisan dilayar. Tapi bukan SMS itu yang bikin ia panik malainkan jam yang terletak di sudut layar sudah menunjukkan ke setengah tujuh habis kelamaan nunggu pompong sih tadi.

“Duh gimana donk...? bisa-bisa telat nih April nyampenya” gumannya lirih.

HP April kembali berdering kali ini bukan Cuma SMS tapi langsung telp. Sebel juga kali tu anak SMS dari kemaren di cuekin mulu.

“Pril loe dimana sih?” tanya Dewi begitu April ngomong ‘hallo’

“Masih di tengah laut nih” balas April.

“Ha?! Ikan donk” ledek Dewi kaget.

“Ia. Putri duyung malah” April sewot.

“Gue seriuz nih”

“Dikira April lagi bercanda kali ya? Beneran ini tu udah di tengah laut. Soalnya dari tadi nungguin pompong lama banget” terang April.

“Bilang kek dari tadi. Pantesan berisik banget. Lagian kenapa sih SMS gue nggax di bales-bales?”

“He he he... sorry coy, lagi boke’ nie, 0h ya kakak loe masih jualan pulsa kan? Bilang donk ma dia, tolong isikan ke no April, ntar April bayarnya sama loe aja”

“Gila. Miskin banget sih loe?” ledek Dewi.

“Biarin”

“Terus gimana nih loe masih lama ya? Kakak gue udah mulai bawel nih. Soalnya habis ini dia masih harus kekantor.”

“Ya lumayan nih.”

“Jadi gimana donk?” Dewi serba salah.

“Ya udah lah gini aja, mending loe berangkat aja dulu ma kakak loe. Ntar biar April nyusul belakangan aja” April ngalah.

“Beneran nih loe nggax papa gue tinggal?”

“Keberatan sih sebenernya, tapi ya udah lah nggax papa. Ntar biar April naik becak aja”

“Sorry banget ya, gue duluan.”

“It's 0k” April tersenyum kecut.

Akhirnya April sedikit berbaik hati. Ia menyuruh temannya untuk berangkat duluan biar nanti kalau telat, April doang yang kena hukum (tumben nie anak baik...) padahalkan dia sendiri nggax tau gudang SMA 2 nya terletak dimana. HAdeeee

Begitu naik dari pompong, April langsung calling Sanah. Habis dia bingung mau kemana. Eh ternyata si Sanah udah sampai di aula. Kelupaan kalau April masih di belakang.

“Jadi gue harus gimana donk?” April mulai panik padahalkan sekarang sudah jam 06: 52, masuk kan jam 07:00.

“Kalau gitu loe harus naik becak biar cepet. Sorry tadi gue kelupaan kalau loe masih di belakang”

“Dasar tega ya loe. Mentang-mentang badan April kecil”

“Ya sekali lagi sorry pril. Tadi gue beneran lupa” Sanah marasa bersalah.

Aduh... April beneran bingung, dia bener-bener panik . Tanya orang juga pada nggax tau. Aneh deh, kayaknya banyak orang awam.

Waktu lagi mau nyari becak, sepasang matanya nggax sengaja nemu orang yang pakaiannya sama kayak dia. Item, putih. Dia juga kayaknya lagi buru-buru.

Akhirnya tanpa pikir panjang, April langsung menghampirinya.

“Mbak, mau OPPS di SMA juga ya? Bareng ya mbak?”

Yang di tanya hanya menoleh kearah April “Boleh...” balasnya kemudian.

“0kelah, bagus. April sekarang ada temennya. Telat dikit juga nggax papalah ” batin April dalam hati.

Tuh Embak embak dan temennya ternyata nunggu di ‘halte’ (istilah lain buat tempat parkir bis sembarangan) lho?! April jadi bingung bukannya kata Sanah bilang naik becak ya? Tapi kok...? 0h, mungkin naik bis bisa lebih cepet sampai kali ya??.

Di ‘halte’ ternyata udah ada beberapa anak yang berpakaian serupa. Bedannya Cuma April doank yang pake pita pink di rambutnya. Mereka lagi ngobrol dengan santai sambil nungguin bis.

April heran “Tapi kayaknya di sini Cuma April deh yang panik. Mereka kayaknya santai-santai aja. Apa Cuma perasaan April doank?”

Akhirnya April ngomong sama si mbak-mbak yang tidak ia ketahui namanya.

“Mbak, bukannya nanti kalau kita telat bakal di hukum ya?”

Eh si embak bukannya mawas diri, malah nyengir doank. Trus dia ngasi tau informasi April ketemennya

“Tenang, nyantai aja lagi. Baru juga jam segini” ujar nya sambil melirik jam tangannya. Pukul tujuh kurang lima menit.

Huh, aneh deh mereka nggax da paniknya dikit. Padahal April udah seperti kambing kebakaran jenggot.

Tak lama kemudain dari arah berlawanan. Lewatlah sebuah bis warna putih. Si mbak langsung nunjuk.

“Tuh, bisnya kosong. Kenapa nggax muter aja kesini?”.

Mungkin dia ngomong ma a’a nya kali ya, tapi karena April ikutan denger langsung aja dia nyolot.

“Mbak, naik bis bayarnya berapa?”

Tau nih April, suka ganggu aja deh. Udah tau orang lagi berduaan dia main ngikutin sembarangan. Pake sok-sokan ngajak ngobrol segala lagi.

“Nggax bayar kok, gratis” si mbak nya menjawab.

April langsung seneng donk. Dalam hati ia berguman “Wah di daerah ini bis pun gratis. Salut deh”

Tak lama kemudian si mbak mulai nanya “Emangnya nggax pernah naik bis itu ya?”

“Enggak. Kan ini baru mau pertama kali ke SMA, kemaren kan ndaftarnya di kampus” terang April.

“0...0h, emang biasanya lewat mana?” tanya si mbak lagi.

“Biasanya sih lewat Jl. Tengku Umar”

“He?!...” si mbak bingung “emang bisa ya? Naik apa?” sambungnya lagi.

Karena biasanya bis yang biasa di tumpangin khusus di sediakan oleh pihak kampus Cuma parkir di sini nggax jauh dari pelabuhan, kalau nggax ya di taman atau kolam raja telaga bening. Selain dari ketiga tempat itu mana ada ‘halte-halte’ nyasar lagi.

“Jalan kaki. Lagian kan nggax jauh. Cuma deket kok” balas April.

Si mbak terlihat makin bingung. Tapi dia nggax comment apa-apa lagi.

Pembicaraan berhenti sejenak. April masih ngeliatin ujung jalan. Nungguin tu bis yang belum nongol. Sampai kemudian si mbak nanya lagi “Emang ngambil jurusan apa?”

“Akutansi, kalau mbak?” April balik nanya. Kebiasaan deh.

“0. Kalau gue ngambil jurusan TK”

“TK?” April kaget.

“Teknik komputer” terang nya. Mungkin dia nyadar kekagetan April. Di kira TK ‘taman kanak-kanak’ lagi.

“Teknik komputer... kirain...” gumannya lirih tapi kemudian “Tunggu dulu, TK? emang ada jurusan itu ya. Bukannya ‘IK’ alias ilmu komputer?” kata April lagi setelah mikir-mikir beberapa saat.

“Ya adalah. Kok LK sih, beneran TK kok. Ia kan Kak? “ ujar si embak sambil melirik cowok yang di sampingnya minta penegasan.

“He’eh” balasnya sambil menganggukan kepala.

Lalu terjadilah pembicaraan yang mulai menyadarkan April, ada yang aneh. Iya, bener.

Karena adanya keanehan itu, April nanya lagi “Embak ngambil jurusan TK emang di kampus mana?”.

Dan si embak menjawab “Gue ngambil jurusan TK di kampus AMIK”

HAAAAAAAAAH!!!.Kampus AMIK?? Jadi dari tadi April ngekorin anak AMIK???

MAMMPUSSS...!!!!!!!!!

To Be Continue...

Sambil ngetik cerpen Mis Tulalit ini sambil bayangin masa lalu. Ya ela, ternyata dulu itu konyol bangets ya. Sama kacau juga. Ck ck ck

Oke lah, lanjut di part selanjutnya aja. Oh ya, sekedar info, untuk updatean selanjutnya bisa di ikuti dari sini.

Ana Merya
Ana Merya ~ Aku adalah apa yang aku pikirkan ~