Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cepen Cinta "You're My Girl ~ 14

Oke, untuk beberapa part kedepan admin ambil tema #EdisiNgedrama LOL... Jelasnya, temukan langsung pas baca kisah "You're My girl" tersebut secara lengkap. Be De We, kali aja ada yang pengen ikutan dengerin juga. Keseluruhan cerita admin ketik sambil dengerin and ngulang ngulang terus lagu You Are My Girl oleh Kim Jo Han. Gimana lagunya, download aja sendiri via goole. Untuk bagian sebelumnya bisa cek disini.

Cerpen You're My Girl
Cerpen You're My Girl

"Loe kayaknya beneran nggak perduli sama gue ya?" tuding Shila begitu ia tiba di kelasnya dan mendapati kalau Delon sedang duduk manis sambil membaca.

Delon menoleh sekilas. Tau kalau Shila sedang marah padanya. Kemaren, setelah bertemu dengan Alfa di rumah sakit, Delon memang langsung pergi. Membatalkan niatnya untuk menjenguk gadis itu. Terlebih ketika ia menyadari kalau Shila ternyata memang tidak apa apa. Gadis itu di bawa ke rumah sakit karena pingsan akibat shock, bukan karena ia terluka.

"Loe bilang loe nggak kenapa - napa," Delon angkat bahu.

Shila melongo. "O... Jadi gitu. Tunggu gue kenapa - napa baru loe mau datang."

Delon menutup buku yang di bacanya. Matanya menatap kerah Shila baru kemudian memperhatikan sekeliling. Teman - temannya satu persatu beranjak meninggalkan kelas. "Bel apel bendera tuh. Mendingan kita langsung ke lapangan. Loe nggak mau di hukum karena sengaja nggak upacara kan?"

Selesai berkata, Delon berjalan melewatinya. Membuat Shila untuk sejenak berdiri kaku. Sikap dingin Delon barusan tak urung mengusik hatinya. Sejujurnya ia yang harus marah. Ia sudah memberi tahu Delon kalau ia sedang berada di rumah sakit. Walau ia memang bilang ia tidak kenapa kenapa karena memang kenyataanya begitu. Terlebih ia tidak ingin Delon jadi khawatir dan berpikiran yang tidak - tidak. Tapi tetap saja, ia berharap pria itu akan datang menjenguknya. Bukan malah menganggap benar ucapannya, mengabaikannya dan tidak perduli padanya seperti itu.

Selama apel bendera berlangsung, bahkan hingga kini jam pelajaran pertama di mulai, Delon masih tidak berbicara kepadanya. Tidak sepatah katapun. Malahan sepertinya pria itu menganggap kalau Shila tidak ada. Shila yang awalnya merasa marah karena Delon tidak mengunjunginya, tidak menelpon dirinya bahkan mengabaikannya mendadak berpikir. Apa mungkin ia melakukan kesalahan?

Atau jangan - jangan Delon marah karena ia nekat mencari Alfa sendirian. Tapi mau gimana lagi, Delon di ajak ia tidak mau. Membiarkan begitu saja, hatinya tidak tenang. Sampai sampai saat menyeberang jalan kemaren ia tidak melihat mobil yang hampir menabrak dirinya. Shock karena kaget, ia malah pingsan. Di luar dugaan tau tau begitu sadar Alfa ada di sampingnya. Sesuai tebakannya, Alfa tidak masuk karena mamanya sakit dan harus di rawat. Secara kebetulan pria itu melihat dirinya karena berada dirumah sakit yang sama.

"Delon, loe marah sama gue ya?" bisik Shila hati - hati.

"Emangnya loe bikin salah apa sampe gue harus marah?"

Pertanyaan balik Delon tak urung membuat Shila memajukan mulutnya kesel. Itu dia yang sedari tadi di pikiran. Emangnya ia bikin salah apa sampe Delon mencuekin dirinya begitu.

"Nggak tau. Apa mungkin karena gue nyariin Alfa?" tebak Shila.

Delon menatapnya sinis baru kemudian mulutnya berujar. "Walau tau gue bakal marah, loe tetep nyariin dia kan?"

Shila mengernyit. Jadi tebakannya benar? Delon marah karena ia nyariin Alfa? Wah keterlaluan. Memikirkan itu ia jadi kembali kesel.

"Loe kekanak - kanakan."

Komentar Shila menarik perhatian Delon? Apa katanya barusan? Kekanak - kanakan? Dia? Gadis itu tidak tau saja bagiamana ia saat mendengar kabar Shila terluka. Ia bahkan hampir terkena serangan jantung. Oh tapi itu bukan karena Delon punya penyakit jantung apalagi kena 'stroke' ya. Keseharian Delon sering olah raga. Kondisi kesehatannya tentu saja sangat prima. Sekedar 50 kali skot jump, push up, bahkan ditambah 5 kali lari keliling lapangan yang ada di kompleks rumahnya sudah menjadi menu sarapan tiap pagi sebelum berangkat sekolah baginya.

Itu masih belum seberapa. Begitu tiba dirumah sakit nyatanya ia malah langsung di suguhi adegan Shila bersama saingannya yang ternyata tau lebih banyak tentang Shila ketimbang dirinya yang sudah cukup lama mengenalnya. Apa yang membuat gadis itu banyak bercerita pada Alfa tapi bukan dirinya.

"Terserah loe mau berpendapat apa."

Sikap acuh Delon membuat kejengkelan Shila meluap. Ia menekan bibirnya rapat - rapat supaya kekesalannya tidak menyebur keluar.

"Delon..."

"Gue lagi belajar. Nggak usah berisik. Loe bilang kita saingan kan?"

Shila mengerutu. Ia sudah mau membalas ketika dilihatnya Delon benar - benar mengabaikannya. Sibuk mencatat tugas yang di berikan gurunya. Isarat langsung kalau pria itu memang sedang tidak ingin berbicara kepadanya. Oke, baiklah, kalau memang itu maunya. Dengan kesel Shila mengambil buku catatannya. Sibuk mengoreskan tinta di atasnya.

"Loe berantem lagi sama Delon?" tanya Alfa sambil menyodorkan air mineral yang telah ia buka.

Tadi ia terkejut ketika jam istirahat, Shila menemuinya. Mengajaknya menghabiskan waktu istirahat untuk mendengarkan curhatannya. Melihat sikap gadis itu yang tidak terlalu terbuka pada orang lain, tentu saja Alfa tidak mampu menolak. Terlebih jika di ingat, Shila juga selalu membantunya.

"Karena gue lagi ya?" tebak Alfa lagi ketika Shila hanya membalas dengan anggukan.

Kali ini Shila mengeleng. Walau itu benar ia tidak ingin Alfa tau. Bagaimana pun bukan salahnya jika Delon bersikap kekanak - kanakan begitu.

"Jadi karena apa?" selidik pria itu. Berharap kali ini mendapatkan jawaban. Bukan hanya sekedar monolog semata.

"Dia keterlaluan. Walau tau gue sakit, ia sama sekali nggak perduli."

"Jadi loe yang marah sama dia?"

Shila ingin menjawab, ia dia yang marah. Tapi urung, karena yang terjadi sebaliknya. Oke baiklah, sebenarnya yang tepat itu adalah mereka sama sama marah.

"Kemaren Delon datang kerumah sakit kok."

Shila menoleh, terkejut. Informasi itu baru ia tau. Keningnya makin berkerut ketika melihat Alfa yang menganggukan kepala, seolah itu penegas kalau yang ia katakan benar adanya.

"Gue ketemu dia disana. Waktu itu kita sempet ngobrol. Cuma gue nggak tau malah kalau akhirnya dia nggak nemuin loe."

"Loe ketemu dia?" ulang Shila masih tak percaya. "Kalian ngobrolin apaan?"

Alfa angkat bahu. "Obrolan cowok. Biasalah," senyum Alfa mencoba menenangkan. "Jadi harusnya loe nggak harus marah sama dia. Kan dia udah datang. Mungkin karena sesuatu dan lain hal ia jadi membatalkan niat untuk ketemu."

Sebelum Shila membalas, Alfa sudah lebih dahulu menambahkan. "Dan kalau loe pengen tau alasannya, bagusnya loe nanya dia langsung. Sekalian biar bisa nyelesein masalah kalian. Bisa aja itu cuma salah paham."

Shila terdiam. Alfa selain enak di ajak bercanda, sebagai teman cerita, juga kalau memberi nasehat jagonya. Makanya Shila merasa nyaman berada di dekatnya. Dan gadis itu jadi bisa bercerita dengan santainya. Mirip Om jhon jilid satu. :D

"Ma kasih ya Al. Loe beneran baik," kata Shila tulus.

"Selain baik, gue juga cakep. Perhatian lagi, jadi gimana kalau loe tembak gue buat pacar aja?" usul Alfa dengan raut serius.

Candaan Alfa tak urung membuat Shila tertawa. Ni orang bisa aja.

"Nah, gitu donk. Ketawa. Kan jadi lebih cantik," kali ini Alfa ikut tertawa.

"Ya udah, kalau gitu gue cariin Delon dulu ya."

"Nggak usah," tahan Alfa tak urung membuat Shila mengernyit. Gimana sih, tadi dia yang nyuruh lah sekarang malah di larang.

"Tu orangnya kesini," kalimat sambungan dari pria itu membuat Shila menoleh. Alfa benar, Delon tampak sedang berjalan menghampiri mereka.

"Kayaknya gue marah atau nggak loe sama sekali nggak perduli ya? Buktinya loe bisa ketawa - ketawa gini," ujar Delon sinis.

"Eits, santai bro. Jangan main menjudge sembarangan gitu. Kita cuma..."

"Gue nggak lagi ngomong sama loe," potong Delon kearah Alfa. Membuat pria itu langsung menutup mulutnya.

"Oke baiklah," Alfa angkat tangan. "Kalau gitu mendingan gue pergi, jadi kalian bisa ngobrol lebih leluasa. Gue cabut dulu ya Shil."

Shila hanya membalas dengan anggukan sembari membalas senyuman yang Alfa lontarkan. Tak urung sikapnya barusan tak lepas dari perhatian Delon.

Setelah Alfa berlalu, suasana mendadak hening. Masing - masing terdiam tanpa ada yang mau terlebih dahulu memulai pembicaraan.

Next To Cerpen You're My Girl Part 15

Detail Cerbung

Ana Merya
Ana Merya ~ Aku adalah apa yang aku pikirkan ~

2 comments for "Cepen Cinta "You're My Girl ~ 14"

  1. Next, please... stiap cerpen yg kk buat seru bngt and ga boring.. Sukses slalu kak! ��

    ReplyDelete
  2. Ma kasih.. He he he...
    Sabar ya... Ntar pasti di next kok....

    ReplyDelete

Belajar lah untuk menghargai sesuatu mulai dari hal yang paling sederhana...