Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Novel Online "Kazua Mencari Cinta" ~ 12 / 22

Setelah waktu rada lamaan akhinya admin bisa muncul lagi dengan lanjutan novel online kazua mencari cinta bagian 12 muncul. Penasaran kan sama lanjutannya? Sama dink, saia juga. Wuakakakaka. Secara saia selaku sang admin juga bingung. Ide yang ada berubah - rubah mulu. Tergantung banget sama sitkon di dunia nyatanya. Ehem ehem...

Nah, biar nyambung sama jalan ceritanya, bagusan kalau baca dulu bagian sebelumnya yang bisa langsung cek disini.

Kazua Mencari Cinta
Kazua Mencari Cinta

Sekali lagi Kazua memperhatikan pantulan bayangannya di cermin. Tanpa sadar bibirnya tersenyum. Walau berat tak urung ia harus memuji selera Zafran. Gaun yang ia kenakan kini benar - benar membuatnya terlihat beda. Tentu saja dalam artian yang baik. Dan ngomong - ngomong soal Zafran, ia jadi ingat ucapannya kemaren.

"Inget ya, besok begitu dia datang. Loe harus pastiin dia harus nungguin loe lebih dari 15 menit."

"Kenapa?" tanya Kazua dengan polosnya, sementara Zafran sibuk mengobrak - abrik koleksi baju yang baru ia keluarkan dari dalam lemari.

"Tentu saja karena memang itu peraturannya," balas pria itu tanpa menoleh. Perhatiannya masih ia fokuskan pada tumpukan pakaian itu. Dan beberapa saat kemudian. "Kayaknya ini cocok sama loe, coba dulu," katanya memberi perintah sambil menyodorkan sehelai gaun berwarna merah muda. Kalau Kazua tidak salah ingat, itu gaun yang ia beli online dua bulan yang lalu tapi sama sekali belum pernah ia pakai.

"Loe yakin? Nggak terlalu pendek?" tanya Kazua terlihat ragu, namun begitu tangannya tetap terulur meraih gaun tersebut.

Kepala Zafran mengeleng. "Bukannya loe bilang loe mau kelihatan feminim?"

"Iya sih. Tapi...."

"Sssshhh.."

Kazua tidak melanjutkan protesnya ketika melihat desihan kesel dari Zafran. Gadis itu hanya memberikan senyuman kaku sebagai gantinya. Dengan berlahan ia mengangguk.

"Oke, pakaian udah beres. Sekarang apa lagi?" tanya Zafran.

"E...," Kazua tanpak ragu, tanpa sadar ia mengigit jari jari kukunya. Kebiasaan yang sering ia lakukan jika sedang menimbang sesuatu.

"Hentikan kebiasaan loe itu. Jorok tau," cela Zafran, dengan cepat Kazua melepaskan gigitannya. "Udah, loe mau minta tolong apa lagi?" sambung pria itu lagi.

"Ajarin gue pake make up juga donk."

"Kan kemaren udah?"

"Tapi gue belum pinter. Ya ya ya... Please," pinta Kazua sengaja memasang tanpang memelas.

Zafran tidak lantas membalas. Pria itu terlebih dahulu menghembuskan nafas. Matanya melirik jam yang melingkar baru kemudian melihat keluar jendela. Hari sudah cukup sore namun hujan tak kunjung reda. Akhirnya setelah menimbang - nimbang, ia menganggukan kepala. Membuat Kazua tak mampu menahan senyuman untuk tidak mengembang dari wajahnya.

Dan kini, inilah hasil dari ajaran Zafran kemaren. Kazua benar - benar puas kareannya. Keraguannya tentang salah memilih pelatih langsung raib entah kemana.
Tepat saat Kazua masih mengagumi bayangannya sendiri di cermin, suara bel yang berdering nyaring menyadarkannya. Dengan cepat ia bangkit berdiri, Ia yakin itu pasti Arya yang datang menjemputnya. Tapi sebelum itu, tangan Kazua menyempatkan diri melepaskan bando di kepala baru kemudian sedikit mengacak - acak rambutnya. Sekedar isarat kalau ia belum selesai berias. Bukankah aturan kencan yang pertama? Sang cowok harus rela menunggunya.

"Hai," sapaan Arya langsung menyambutnya begitu pintu terbuka.

Kazua pun membalasnya dengan senyuman paling manis yang ia rasa. Setelah terlebih dahulu mempersilahkan sang tamu duduk, Kazua pamit izin ke kamar guna menyelesaikan riasannya. Bahkan setelah ia rasa sempurna, gadis itu tetap memilih duduk diranjang sembari melirik jarum jam yang terus berputar. Tepat jarum berhenti di angka 12 pada menit ke 15 Kazua melangkah keluar dengan pedenya.

"Tuh kan, loe beneran cantik. Gue ragu loe nggak punya pacar," kalimat pujian Arya sukses membuat hati Kazua berbunga - bunga.

"Ma kasih," kata gadis itu malu - malu.

"Jadi, loe udah siap kencan sama gue?" tanya Arya memastikan. Kali ini Kazua hanya membalas dengan anggukan.

Yang terjadi selanjutnya, benar - benar sesuatu yang di luar dari Kazua bayangkan selama ini. Arya benar - benar menujukan tipikal cowok idaman. Acara kencan mereka di mulai dengan jalan jalan di taman sambil ngobrol sana sini, dilanjut dengan acara nonton film romantis, bahkan habis itu mereka masih menghabiskan waktu dengan mengobrol di kaffe sembari menikmati Ice crem kesukaannya. Nilai plus nya lagi adalah, Arya benar - benar sopan. Kalimat yang ia lontarkan tidak ada yang menggunakan nada ngeselin. Benar - benar sosok yang berbeda dari Zafran. Salah, benar - benar sosok pacar yang ia idam idamkan. Kalau aja ia tau dari dulu kalau kencan itu begitu menyenangkan, ia yakin ia pasti sudah melakukannya dari dulu.

"Oh ya, ngomong - ngomong loe udah kenal sama Zafran berapa lama?" tanya Arya sambil menikmati just pesanannya sementara Kazua sibuk dengan Ice cream kesukaannya.

"Baru sih. Kenapa emangnya?"

"Enggak kenapa - kenapa sih. Cuma jujur aja, gue kagum sama loe. Apalagi ngelihat hubungan kalian kemaren."

"Tunggu dulu," potong Kazua cepat. "Loe jangan salah sangka dulu. Gue beneran nggak punya hubungan apa - apa selain kita itu tetangga. Sama temen satu sekolah juga. Suwer deh," jelas Kazua cepat. Ia memang harus cepatkan? Lagi pula ia tidak mau acara kencannya gagal berantakan hanya gara - gara Arya berpikir kalau ia memiliki hubungan spesial dengan Zafran.

"Ha ha ha. Gue tau. Gue juga nggak mikir yang aneh - aneh kok. Secara gue juga sanksi sih Zafran mau pacaran sama cewek kayak loe."

Nah... Lho... Ini gimana. 'Cewek kayak loe'?, Kazua sedikit mengernyit. Cewek kayak apa nih maksutnya? Terus pujian tadi pagi gimana ceritanya?

"Jangan salah paham. Maksut gue, Em gini. Ini tu tentang masalah kepribadian loe. Secara loe kan orangnya blak - blakan. Santai, nggak jaim. Apa adanya lah pokoknya. Jadi nggak mungkin Zafran milih loe buat jadi pacar?"

"Kenapa?" tanya Kazua heran.

Arya tidak lantas menjawab. Justru pria itu malah menatap Kazua dengan tatapan menyelidik.

"Akh sama satu lagi deh. Jujur aja, ini tuh gue udah penasaran banget dari jaman kapan tau," sambung Kazua sebelum Arya sempat buka mulut. "Si Zafran itu punya kenangan buruk apa sih soal cinta? Bukan, soal setatus hubungan pacaran maksut gue?" Kazua menambahkan.

"Jadi, Zafran nggak cerita sama loe?" Arya balik bertanya.

"Cerita soal apaan?"
Walau awalnya Arya masih terlihat ragu namun tak urung ia menjawab. "Sebenernya itu yang tadi pengen gue omongin. Gue heran kenapa Zafran bisa deket sama loe yang kepribadiannya jelas bertolak belakang dari pacar."

"Pacar?" ulang Kazua kaget. Jadi Zafran itu punya pacar?

"Maksut gue mantan pacar," dengan cepat Arya meralat. "Jadi itu Zafran dulu punya pacar. Ceweknya cantik, jaim, pinter, kalau ngomong hati - hati. Pokoknya gitu deh."

"Terus? Kenapa mereka putus?"

Arya mengeleng. "Gue juga kurang tau pastinya. Tapi kayaknya tu cewek yang mutusin dia deh. Yang jelas, Zafran beneran suka sama tu cewek. Dan sejak saat itu dia emang nggak pernah deket lagi sama cewek lain. Tekesan menutup diri gitu."

Kazua mengangguk - angguk. Sepertinya sedikit banyak ia mulai mengerti.

"Oh ya, udah sore nih. Kita pulang yuk," aja Arya kemudian yang di balas anggukan setuju oleh Kazua.

Tepat di depan rumah, Arya menghentikan mobilnya . Bahkan pria itu sengaja membukakan pintu untuknya. Namun belum sempat ia mengucapkan terima kasih, deringan hanphone Arya menginterupsi. Sempat meminta izin kepada Kazua untuk mengangkatnya, Arya berjalan sedikit menjauh. Sekedar mencari sedikit prifasi untuk pembicaraannya.

Selang waktu yang lumayan lama, Arya kembali berjalan menghampiri Kazua dengan senyum lebar dibibirnya. Bahkan wajahnya juga terlihat berseri - seri. Membuat Kazua langsung bisa menebak, pasti ada kabar bagus yang baru ia terima.

"Kazua, untuk hari ini. Ma kasih ya, ma kasih banget," kata Arya penuh semangat.

Melihat itu Kazua tak mampu menahan senyumannya. Arya benar - benar telihat bahagia. Dan kalau ia boleh jujur, Kazua juga merasakan hal yang sama. Justru ia malah yang harusnya berterima kasih.

"Akh, sama - sama. Justru gue lagi yang harus berterima kasih. Udah diajak jalan, apa - apa loe yang bayarin. Gue dianterin lagi."

"Tenang aja. Itu emang udah kewajiban gue kok," ujar Arya santai. "Em tapi..."

"Kenapa?" tanya Kazua heran karena Arya mengantungkan ucapannya. Bahkan pria itu juga terlihat bingung.

Arya tidak lantas menjawab. Sepertinya ia sedang memikirkan kalimat yang akan ia lontarkan selanjutnya.

"Em, tapi mungkin nggak sih. Dikencan pertama kita ini loe langsung suka sama gue?"

"Glek."

Kazua hanya mampu menelan ludahnya yang mendadak terasa kelu. Matanya menatap lurus kearah Arya yang juga sedang menatapnya. Sepertinya pria itu sedang menanti jawaban dari dirinya. Membuat Kazua semakin salah tinggah sembari bergumam dalam hati.

"Dia nggak bermaksut buat langsung nembak gue kan?"

Next to Kazua mencari cinta part 13

Detail Cerpen
Ana Merya
Ana Merya ~ Aku adalah apa yang aku pikirkan ~

Post a Comment for "Novel Online "Kazua Mencari Cinta" ~ 12 / 22"