Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ketika Cinta Harus memilih 01 | Cerpen Terbaru

Ketika Cinta Harus Memilih_ Part 1. Status cerpen, repost dengan pengubahan seperlunya. Buat Reader lama mungkin sudah pernah membacanya, and buat newreader, selamat membaca.

Happy Reading.... :D


Ketika Cinta Harus Memilih

Cinta berlalu di hadapan kita.
terbalut dalam kerendahan hati.
Tetapi kita lari darinya dalam ketakutan.
Atau bersembunyi dalam kegelapan;
Atau yang lain mengejarnya.
Untuk berbuat jahat atas namanya.
~kahlil gibran~.


"Prang...!!!".

Terdengar suara pecahan vas bunga yang beradu dengan lantai akibat di banting dengan keras. Disusul suara teriakan saling adu mulut antara sepasang suami istri. Mengabaikan kenyataan ada seorang anak yang duduk terpaku di sudut kamar sambil menutupi kedua telinga mengunakan tangan - tangan kecilnya. Berusaha untuk menutup indra pendengarannya dari pertengkaran kedua orang tuanya yang sudah merupakan rutinitas sehari - harinya.

*** Ketika cinta harus memilih ***

Cantik, Anggun, Elegan, berwibawa dan terlihat angkuh, adalah kesan yang pas untuk mengambarkan sosok seorang gadis yang sedang berjalan santai melewati lorong kampusnya. Berpuluh - puluh pasang mata yang menatap kagum padanya sama sekali tidak ia hiraukan.

"Cinta...!".

Teriakan yang terlontar dari mulut seorang gadis lain sambil berlari menyusul dari belakang menghentikan langkahnya.

"Cinta, tungguin".

"Kenapa?" tanya gadis yang di pangil Cinta itu sambil berbalik menoleh.

"Hufh... loe jalannya cepet banget si" kalimat gerutan keluar dari mulut gadis itu yang tampak masih berusaha menetralkan kembali nafasnya yang tanpak ngos - ngosan.

"Bukan gue yang cepet tapi loe-nya yang lelet" Balas Cinta setengah meledek Kasih, Sahabat terbaiknya yang terlihat sedang memonyongkan mulut sebel.

"Eh cinta, tau nggak gue punya kabar bagus buat loe" Kata Kasih beberapa saat kemudian, Raut germbira jelas terpancar dari wajahnya.

"Oh ya?. Apa?" Tanya Cinta tanpa menoleh. Tanda ia sama sekali tidak tertarik.

"Tara" kata Kasih sambil menunjukan Bungkusan tas di tangannya.

"Apa ni?" Cinta tampak mengerutkan kening heran.

"buka aja" Kasih mempersilahkan.

Cinta segera meraih bungkusan tersebut. Kening nya semakin berkerut saat mendapati gaun berwarna pink sebagai isinya.

"Gaun?" Cinta masih Belum ngeh.

"Yupz. Kemaren gue kan shoping bareng mama. Terus gue liat tu gaun keren. Nah berhubung gue termasuk kedalam kategori sahabat terbaik di dunia, ya udah sekalian deh gue beliin buat loe biar sekalian bisa loe pake pas acara ulang tahun kampus kita hari minggu besok" terang kasih panjang lebar.

"Ya ampun kasih.. Gue kan udah bilang. Gue nggak akan pergi".

"Yah... Kok gitu si?" Kasih tampak cemberut.

"Loe kan udah pergi bareng sama calon gebetan loe yang entah siapa namanya. So, gue dateng-nggaknya harusnya nggak ngaruh donk?".

"Siapa bilang?. Kalau nggak ada loe ngak rame" bantah Kasih sok-sokan iklan.

"Tau deh" Cinta mengabaikan ocehan sahabatnya dan memilih berlalu masuk kekalasnya.


*** Ketika cinta harus memilih ***

@kantin

"Aldi, loe yakin mau nembak Cinta?" tanya Galang sambil mengaduk - aduk baksonya. Tangannya terulur meraih botol beling berwarna coklat. Menambahkan sedikit kecap kedalam mangkuknya.

"Yakin donk " balas Aldi mantap.

"Loe nggak takut di tolak?" Tanya Farlan mencoba mengingatkan.

"Emang siapa si yang bisa menolak pesona gue?" tantang Aldi penuh percaya diri.

"Yah kalau sekedar cewek biasa atau yang biasa loe temui di pinggir jalan sih kita nggak ragu. Tapi ini cinta. CINTA bro" kata galang sengaja menekankan pada kata CINTA.

"Galang bener tuh di. Kemaren aja gue denger si Rio. Yang 'kaya' nya nggak ketulungan. Bahkan kita juga tau kan kalau style and ketampanannya di atas rata - rata. Ternyata juga di tolak sama tu cewek".

"Belum lagi nasip si Jonny, Erwin, Rudi dan entah siapa lagi yang berusaha menyatakan cinta padanya. Tapi nyatanya, hasilnya tetep nihil. Gak ada tuh yang berhasil ngegaet dia" Aggung menimpali.

"Mereka gagal bukan berarti gue juga pasti bernasip sama kan?".

"Tapi tetep, nggak menutup kemungkinan untuk itu" tandas Agung cepat. Aldi hanya angkat bahu sebagai balasan.

"Tapi kalau dia yang nembak. Baru, hasilnya fivety - fivety menurut gue".
Aldi, galang dan Agung menolehkan pandangan mengikuti arah telunjuk Farlan. Tampak sosok Rangga, 'The Prince Ice' yang sedang di kerubungi segerombolan cewek - cewek yang berusaha untuk menarik perhatiannya. Padahal sudah jelas dicuekin alias melakukan hal yang sia - sia.

"Heh. Dia?" kata Aldi sambil mencibir sinis. "Oke, kalau emang dia beneran jadian sama Cinta. Gue relain deh".

Semuanya hanya saling pandang dan mengangguk membenarkan. Secara mana mungkin 'prince sama princes es' bersatu. Emangnya mau nyaingin kutup utara apa?.

*** Ketika cinta harus memilih ***

"Cinta, bisa kita bicara sebentar?".

Langkah kaki Cinta terhenti saat merasa ada yang menyapanya. Segera berbalik dan mendapati Aldi berjalan kearahnya. Yang membuatnya heran, kenapa teman - teman kampusnya juga ikut – ikutan?.

"Emangnya ada yang penting?" tanya Cinta sambil ekor matanya menatap sekeliling. Sedikit risih karena merasa dirinya mendadak jadi tontonan. Kasih juga hanya angkat bahu saat mendapat lirikannya.

"Soal penting atau nggak penting kan relatif. Tergantung siapa yang memandangnya" jelas Aldi berargumen.

"Ehem" Cinta terlihat salah tingkah. Beneran mati gaya kayaknya. Sejenak di tariknya nafas dalam - dalam dan menghembuskannya berlahan. "Loe mau ngomong apa?. Kok rame gini sampe temen - temen loe juga di bawa?".

"Maaf. Tapi gue emang sengaja ngumpulin mereka d sini buat jadi saksi".

"Saksi?" kening Cinta terlihat sedikit berkerut tanda heran.

"Saksi atas apa yang akan gue lakuin".

Untuk sejenak Aldi terdiam. Dihembuskan nafas pelan untuk sedikit menetralkan detak jantungnya yang tiba - tiba berdebar tak menentu. Setelah memantapkan hati ia segera merendahkan tubuhnya. Berlutut tepat di hadapan Cinta yang masih terlihat bingung.

"Cinta, gue suka sama loe. Karena itu gue harap loe mau jadi pacar gue" pinta Aldi terdengar tegas.

Hening. Untuk sejenak suasana terasa mencekam. Sepi sudah persis seperti di kuburan. Semua menunggu kalimat yang akan terlontar dari mulut Cinta.

"Maaf, tapi gue nggak bisa".

Serentak bak di komando semuanya menghembuskan napas yang sedari tadi di tahan. Raut kecewa jelas tergambar di wajah Aldi yang dengan berlahan mulai bangkit berdiri.

"Baiklah, sebenarnya selama ini gue udah sering denger gosip soal loe yang nolak cowok yang berusaha ngedeketin loe. Dan kali ini gue juga akan berusaha untuk berbesar hati karena memiliki nasip yang sama. Tapi paling nggak loe bisa ngasi alasan yang bisa gue terima".

"Gue...." Cinta terlihat bingung. Jujur saja ia tidak tau apa yang harus ai katakan. Tangannya hanya mampu terkepal erat.

"E.... Karena....".

"Karena dia pacar gue".

Spontan perhatian semuanya tertuju kearah asal suara. Melotot kaget saat mendapati sosok Rangga yang terus melangkah mendekat. Meninggalkan gerombolan cewek - cewek yang selama ini tak henti mengikutinya.

"Iya kan sayang?" sanbung Rangga begitu sampai di samping Cinta yang masih bengong mentatapnya.

"Mustahil, loe bercanda kan?" bantah Aldi terlihat tak percaya. Begitu juga dengan yang lain.

"Gue bisa buktiin kok".

Selesai berkata Rangga segera berdiri menghadap Cinta dan segera mencium kening nya disaksikan semua mata yang makin melotot kaget kecuali Cinta yang justru malah terlihat seperti patung bernyawa.

" Nah, sekarang kalian percayakan?. Kalau gitu ayo sayang kita pergi" Ajak Rangga sambil meraih tangan Cinta. Membawanya berlalu meninggalkan semuanya. Dan bisa di pastikan, mulai detik ini gosip terhangat dan paling hangat akan segera menyebar di kampus mereka.

To Be Continue....

Biodata penulis :

Nama : Ana Merya

Judul : Ketika Cinta Harus Memilih

Status : 16 Part

Fanpage : Star Night
Ana Merya
Ana Merya ~ Aku adalah apa yang aku pikirkan ~