Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerpen Story about us Part 2

Cerpen Story about us Part 2_ Akhirnya bisa muncul ke permukaan juga. He he he. Admin lupa sodara sodara di mana kemaren nyimpen foldernya. Terpaksa sigin sigout puluhan email dolo buat mencari lanjutannya. Maklumlah, Yang harus di ingat bukan hanya satu...#plaks...

Okelah, untuk Cerpen Story about us Part 2 ini no edit sama sekali. Lagi lagi harap di maklum aja ya kalau mungkin banyak yang kacau_Sekacau kondisi adminnya_ saat ini. ^_^

-} Cerpen Story About us Part 1


Malam itu, Vanno bener-bener nggax bisa tidur karena terus terbayang wajah Vanny, ia mencoba dan terus mencoba untuk memejamkan matanya. tapi, tetap saja bayangan wajah Vanny terus terbayang.

"Huuuh, kanapa sih sama gue... kanapa gue nggax bisa melepas bayangan Vanny sedikit pun..." kata Vanno sambil duduk di kasurnya.


"Vanny, kanapa sih loe jadi orang cantik banget. kan membuat gue jadi susah tidur. apa yang harus gue lakuiiiin..." lanjutnya sambil mengusap-usap wahahnya untuk mengusir bayangan Vanny tapi sepertinya sia-sia.

"bener-bener menyebalkan..." tambahnya, dan melangkah menuju balkon kamarnya, sepertinya udara malam bisa membuatnya sedikit tenang.

Vanno terus menatap ke arah langit, saat itu kebetulan banyak bintang dan bulan yang bertaburan di tangit, yang membuat terang nya cahaya malam.

Entah berapa lama Vanno terus menatap langit memperhatikan bulan dan bintang, dan tanpa sadar waktu terus berlalu. kini malam semakin larut dan angin malam membuat tubuhnya ke dinginan saat ia mau kembali kekamarnya, samar-samar ia melihat sesosok gadis yang juga ingin kambali kekamarnya dari balkon kamar sebelah, atau tetangga sebelah?! karna rumahnya dan rumah tetangganya itu hanya di batasi pagar besi.

"Vanny?!" teriak Vanno. tu gadis langsung menoleh.

"lho, Vanno? "balas Vanny "sejak kapan loe di situ?" tanyanya.

"udah dari tadi..." jawab Vanno.

"kok gue nggax lihat ea..." kata Vanny.

"sama donk" balas Vanno "e loe ngapain di sini malam-malam gini?" tanyanya.

"yaaa sama kayak loe..."

"tapi udara malam itu nggax baik buat tubuh"

"lah loe sendiri..."

"gue nggax apa-apa karena gue kan cowok"

"itu namanya egois, orang lain di larang tapi dia sendiri melakukan"

"gue kan cuma ngasi tau, kalau loe mau ya di buat tapi kalau loe merasa nggax penting abaikan..."

"gue suka udara malam..." kata Vanny.

"he?!, apa enaknya?"

"bagitu malam, gue sering di sini, selain udara malam itu enak, gue juga seneng memperhatikan bulan"

"Bulan?!" tanya Vanno bingung, sambil menatap bulan di atas.

"ia. bulan itu bagus banget. dan gue pingin banget jadi kayak dia"

"di lihat dari mananya bulan itu bagus?" tanya Vanno bingung, karena setahunya bulan hanyalah benda bulat penerang di malam hari, nggax ada yang istimewa selain itu, Vanny diam saja, dan samar-samar Vanno melihat Vanny mengusap air matanya, lalu kembali menatap bulan.

"bulan itu, mau sendiri ataupun ada temenya bintang. tapi tetap bisa terang menerangi malam yang gelap. gue pingin jadi seperti dia, walau gue sendiri atau pun berdua bahkan bertiga gue masih bisa tersenyum dan menerangi kahidupan ini..." kata Vanny sambil tersenyum.

"loe... itu pasti kata-kata dari pacar loe ea?" tanya Vanno beberapa saat kemudian, Vanny langsung menatapnya.

"pacar? dia bukan hanya pacar, tapi orang yang sempet jadi orang yang sangat penting dalam hidup gue, dan hampir jadi suami gue..."

"What?! suami?..." tanya Vanno kaget "eh maaf, gue nggax sopan ea, e maksud gue... suami loe... e loe bilang tadi kan 'hampir' jadi belum kan? kenapa, dia lari sama cewek lain ea?" tanyanya lagi, tampak Vanny diam saja, dan untuk ke dua kalinya mengusap air matanya.

"bukan. tapi... dia kecelakaan. sebelum sempat minta maaf sama gue..."

"minta maaf?! sebelumnya gue minta maaf, kalau gue lancang, tapi kalau gue boleh tau, kalian sebelumnya ada masalah ea..."

"gue... saat itu dia... eh ngapain sih bahas masa lalu, nggax penting tau nggax" kata Vanny dan berusaha untuk tersenyum membuang kesedihannya.

"sorry, maksud gue..."

"eh, udah malam nih, udara juga udah makin dingin, e gue masuk dulu ea...." kata Vanny dan membalik kan badannya untuk kembali ke kamarnya.

"e Vanny" tahan Vanno, Vanny menghentikan langkahnya dan menoleh.

"e sorry, gue cuma mau bilang, besok jadi kan..." tanya Vanno.

"kalau loe mau jalan bareng gue..."

"ya pasti mau donk" lanjut Vanno.

"ya udah, gue masuk dulu ea..." kata Vanny dan kembali melangakah, tapi sebelum sampai di pintu..."

"Vanny..." tahan Vanno ke dua kalinya.

"e yaaaa" kata Vanny dan kembali menoleh.

"emmm sorry deh,... gue cuma mau bilang... e, HAPPP NEW YEARS" kata Vanno setelah melirik jam tangannya dan tepat jam 24:00 Wib.

"He?!" Vanny langsung melirik jam tangannya "0h ea" janjutnya sambil tersenyum "HAPPY NEW YEARS TOO" tambahnya.

"hemm, ya udah loe... tidur gih, udah malam"

"0key, emmm daaa..." kata Vanny sambil melambaikan tangannya.

"daaaaa..." balas Vanno sambil membalas lambaian tangan Vanny, setelah Vanny masuk kamarnya, Vanno pun melangkah masuk ke kamarnya, karena udara malam udah semakin dingin. kalau berlama-lama di luar, emang bener-bener bisa membuatnya mati kedinginan, atau bahkan mungkin beku seperti es.





Pagi itu sekitar jam 09:00 Wib. Vanno sudah rapi dengan dandanannya, di depan cermin kamarnya, Vanno mengambil kacamatanya, lalu mengenangkannya, sedikit merapikan rambutnya, dan memastikan gayanya.

"wah, ternyata gue itu keren juga ea... nggax salah donk kalau banyak yang naksir sama gue... he he he..." kata Vanno sendiri. lalu menatap bunga di atas kasur, bunga yang tadi pagi dibelinya, Vanno melangkah mengambil sekuntum mawar merah itu, dan menciumnya...

"kira-kira Vanny mau nggax ea jadi pacar gue..." tanya Vanno sendiri.

"ehem-ehem..." lanjutnya sambil berlutut "Vanny loe mau nggax jadi pacar gue..." tanya Vanno dengan ekspresi yang menyakinkan.

"ah nora'. e gimanaya ea..." fikirnya, "emmmm, Haa... Vanny, loe tau nggax, selama ini gue nggax pernah ngerasain gimana itu cinta, tapi setelah gue ketemu sama loe, gue baru sadar, kalau cinta itu ternyata bener-bener ada, dan gue bener-bener udah jatuh cinta sama loe, karen itu gue mau loe jadi pacar gue, loe mau kan..."

"emmm nggax jelek-jelek amet, tapi terlihat sangat lebay ea.,.." kata Vanno setelah mikir beberapa saat "e, Vanny, gue tau kita baru kenal, tapi nggax tau kanapa setiap deket elo, gue selalu merasa damai dan tenang, gue nggax tau apa yang terjadi sama gue, apa kan ini yang di namakan cinta? gue juga nggax tau, gue pingin elo selalu ada di samping gue, gue nggax perduli loe mau udah pernah mau nikah atau apa pun tapi yang jelas gue pingin banget membahagiakan elo... jadi gue harap loe mau jadi pacar gue..." kata Vanno sambil menunduk dan menyerah kan bunganya.

"aduuuuuh gimana ya agar kata-katanya mudah di mengerti. prasan kemaren saat nembak Vanna nggax se parah ini. eh Vanna?! ia ya, gue kan masih pacaran sama Vanna,... tapi, gue udah terlanjur suka sama Vanny, gimana ea...." kata Vanno baru ingat.

"apa gue pacaran aja sama Vanny, tapi kalau ketahuan... emmm... selingkuh, enggax, selingkuh, engak, selingkuh, enggax. emmm selingkuh nggax ea. tapi, cowok kan berhak memilih, gue bisa menentukan pilihan gue sendiri, ae,... coba aja deh, kalau ketahuan itu ntar urusan belakangan, lagian mana mungkin Vanna tau, dia kan nggax di sini...

"gue pacaran aja dulu sama Vanny, trus gue cari yang lebih baik, kalau seandainya lebih baik Vanna gue bakal memutus kan Vanny begitu juga sebaliknya, ah ia... gue kan boleh menetukan pilihan gue sendiri..." lanjutnya sambil tersenyum dan melangkah keluar dari kamarnya, setelah memastikan gaya rambutnya sekali lagi di depan cermin.

Begitu tiba di meja makan, Vanno duduk di kursinya sambil senyum-senyum sendiri, 0m dan tantenya melihatnya dengan pandangan aneh, tapi Vanno cuek bebek aja, dan dengan santainya meletakkan bunga mawar di sampingnya setelah menciumnya terlebih dahulu, lalu dengan santainya mengambil roti dan memakannya.

"Vanno? kamu kesambet setan apa?" tanya tantenya.

"ah tante ada-ada aja. Vanno nggax kesambet kok" balas Vanno.

"kok kamu senyum-senyum sendiri?" tanya 0mnya,

"kalau senyum-senyum gini, berarti lagi seneng, gukan kesambet, gimana sih" jawab Vanno santai.

"emang kamu seneng kenapa? manang lautre ea..." tanya tantenya semangat.

"bukan. tapi Vanno mau jalan bareng bidadari"

"bidadari? nemu di mana"

"baru turun dari bumi"

"He?! bukannya biasanya turun dari kayangan ea?"

"yaa itu kan kalau bidadari biasa, tapi yang ini bidadari yang luar biasa, jadinya dari bumi, lagian orang dia itu tinggalnya di bumi jadi yang yang turun dari bumi donk" kata Vanno.

"0oooh,... emang mau jalan kemana?"

"ya kemana kek, yang penting keluar, yaaa namanya juga Tahun Baru, ya biasalah..." kata Vanno.

"0h, sama siapa?"

"itu tetangga sebelah"

"siapa?! nggax mungkin Vanny kan?" tanya tantenya.

"emang kenapa tante?" tanya Vanno buru-buru.

"lho emang kamu nggax tau?"

"engax" jawab Vanno cepat.

"Hust, kamu ea, tante serius nih"

"ya Vanno juga serius, Vanno kan emang nggax tau,..."

"ya makanya tante kasi tau..."

"e apa itu..."

"selama ini, udah banyak banget cowok yang ia tolak, karena ia masih trauma gara-gara dulu tunangannya itu selingkuh sama cewek lain, saat keluar kota" kata tantenya.

"Ha?! serius tante?" tanya Vanno.

"ea, bahkan ia bilang ia nggax bakal penah mau pacaran lagi..."

"ha?! sampai segitunya tante..."

"ea, jadi kamu kalau emang suka sama dia, jangan di ungkapin deh, sayang kalau kamu bakal patah hati sekarang"

"yaaah tapi..."

"kenapa?"

"e enggax deh tante, e ya udah tante, 0m, Vanno keluar dulu ea, pasti Vanny udah nungguin di luar," kata Vanno sambil beranjak dari tempat duduknya.

"0h ea, hati-hati ea..."

"ea tante..." kata Vanno dan melangkah meninggalkan ruang makan, sambil membawa bunganya, begitu keluar dari rumahnya Vanno melangkah menghampiri Vannya yang telah menunggunya.

"e udah lama?" tanya Vanno, sambil menyembunyikan tanganya di belakang tubuhnya,

"e enggax kok, baru juga keluar"

"0h, kirain..."

"e ya udah yuk berangkat" ajak Vanny.

"emmm tunggu bentar" tahan Vanno.

"kenapa?"

"nih buat loe..." kata Vanno sambil menyerahkan bunga mawar ke arah Vanny.

"ini buat gue?" tanya Vanny,

"enggax, buat itu... pembantu loe... e mana ea..." kata Vanno sambil mecari-cari.

"0h, mau gue panggilin?" tanya Vanny.

"eh apaan sih, ya enggax lah, yang bener aja loe. ini tu buat elo. masa pembantu elo sih" kata Vanno.

"he he he... makasih ea..." kata Vanny dan menerima bunga mawar merah itu dari Vanno.

"ea, e ya udah yuk jalan..." ajak Vanno.

"okey" kata Vanny dan melangkah mengikuti Vanno.

Dan hari itu, merupakan hari yang paling bersejarah buat mereka bardua, Vanny dan Vanno jalan-jalan keliling ketempat-tempat yang paling bagus, dan menghabis kan waktu berdua, Vanno menggunakan kesempatan itu untuk PDKT alias PenDeKaTan sama Vanny.

Setlah puas jalan-jalan mereka makan siang bareng, yaa mereka udah terlihat seperti pasangan kekasih, dan hal itu tentu saja membuat Vanno merasa senang, sorenya mereka duduk di taman, seperti pasanan lainnya, mereka ngobrol-ngobrol bertukar pengalaman, dan sesekali tertawa.

"van, gue boleh nanya satu hal sama loe?" tanya Vanno.

"ya boleh lah, tanya aja..."

"emmm, loe.. mau nggax... emmm jadi pacar gue?" tanya Vanno yang tentu saja mengagetkan Vanny, Vanny langsung menatap Vanno nggax percaya. "gue suka sama loe..." lanjutnya.

"gue..."

"loe cukup jawab mau atau nggax" kata Vanno.

"tapi kita baru kenal"

"gue nggax perduli. mau kita baru kenal atau apa pun, tapi yang jelas gue suka sama loe, dan gue mau loe jadi pacar gue, sekarang loe tinggal jawab, mau atau nggax" kata Vanno menegaskan.

"Tapi gue,..."

"cukup loe jawab mau atau nggax"

"van, gue..."

"mau atau nggax"

"gue mau, tapi gue..."

"cukup. gue nggax mau alasannya, bagi gue, loe mau jadi pacar gue aja, itu udah cukup kok, emmm jadi sekarang kita resmi pacaran kan?!" tanya Vanno sambil tersenyum.

"menurut loe..." balas Vanny sambil tersenyum.

"he he he... eh jalan lagi yuk....." ajak Vanno sambil berdiri, Vanny mengikutinya. Mereka jalan berdua sambil bergandengan tangan.

Comentar admin : Ni cowok satu minta di hajar. Cara nembaknya juga maksa banget. Wukakakka


Ana Merya
Ana Merya ~ Aku adalah apa yang aku pikirkan ~

Post a Comment for "Cerpen Story about us Part 2"