Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerpen Remaja The Prince the price and mis cinderella ~ 03 {Update}

Belajar ala "Mellisa". Always phositif thinking, make it easy and Keep smille.
I Will Do IT!!!!
Credit gambar : Ana Merya

Baiklah kevin, kali ini aku akan benar - benar menunjukkan padamu apa yang namanya pembalasan berdarah *Sih bahasanya*.

"Eh, Gimana?. Kalian sudah menyelesaikan tugas yang di kasi sama bu Rina belum?" Tanya ku tiba - tiba.

"Tugas dari bu Rina?. Tugas apa?" Iren balik bertanya.

Kelihatan sekali kalau ia bingung. Karena sesungguhnya dosen ku yang satu itu baru masuk 1 kali dan itu juga cuma introduction.

"Ah kalian gimana si. Masa lupa. Kita kan di suruh buat mencari foto keindahan alam di sekitar kita" Tambah ku lagi sambil melirik meja seberang.

Tampak kevin and teman - temannya yang nggak jelas itu sedang tertawa bebas. Pasti bangga karena kejadian tadi. Tapi liat aja kev, Bentar lagi tawa loe pasti ilang. Geram ku.

"Keindahan alam?. nie anak ngomongin apa si?. Nggak jelas banget " Gumam Nay lirih tapi masih mampu untuk ku tangkap.

"Loe ngomongin soal apa si?" tambah Iren.

Aku tau mereka bingung. Secara memang nggak ada tugas sama sekali. Lagian walaupun beneran ada tugas masa cuma harus memfoto keindahan alam. Kayaknya tuh tugas gak elit banget. Tapi sebodo amat ah, aku kan cuma pengen mancing Reaksi Kevin kayak gimana.

"Yah, kalian nggak seru. padahal gue sudah punya foto pemandangan bagus lho. buaguuusss Buanget. Bahkan bukan hanya Foto, Tapi sudah gue rekam video segala" aku sok sok an pasang tampang kecewa tapi tetap bikin penasaran.

"Oh ya?. Pemandangan apa memang nya?" sepertinya Nay mulai tertarik.

"Pokoknya bagus baget deh. Gue yakin kalian pasti kaget ngeliatnya".

"Ia. Tapi pemandangan apa?. Dari tadi ngomongnya cuma muter - muter" Kezia sudah tidak sabar.

Sejenak aku terdiam. Ku lirik ke arah kevin sekilas. Dan tepat saat ia memasukkan buletan bakso kedalam mulutnya aku menjawab pertanyaan teman - temanku.

"Pemandangan yang gue ambil dari taman kota kemarin sore".

"Uhuk uhuk".

Benar - benar sesuai rencana. Kevin tersedak. Buru - buru diambilnya segelas air putih dan langsung diteguk habis.

"Ha ha ha. Kena loe" Batin ku puas.

Aku tadi memang sengaja mengeraskan ucapanku sekaligus mencari momen yang mendukung. Biar sekali kayuh dua tiga pulau bisa terlampaui.

"Vin, loe nggak papa?" tanya Indra cemas.

"Enggak kok, gue nggak kenapa - napa" Balas kevin sambil mengelap mulutnya dengan tisu. Walaupun begitu tatap matanya masih tetap menghunjam pada ku.

"Gimana, Kalian masih tertarik buat liat hasil jepretan gue nggak?. ha ha ha, kayaknya gue beneran punya bakat jadi fotografer deh" Sambung ku menyadarkan teman - teman ku yang tadi sempat bengong.

"Oh ia. Mana?".

"Bentar ya?".

Tanpa perlu di minta dua kali, aku segera mengeluarkan benda elektronik dari dalam saku bajuku. Dan untuk sejenak aku sok - sokan mencet - mencet tombol. Sengaja untuk mancing reaksi Kevin selanjutnya. he he he. aku jahil nggak si?.

"Oke lah kevin. loe liat permainan gue.

"satu..."

"Dua..."

"tiga".

Oke, tadi aku memang hanya menghitung dalam hati. Tapi kali ini beneran bikin aku panik. Rencananya kan kevin cuma harus menyamperin aku, bukan merebut paksa senjata ini. Kalau gini ceritanya bisa senjata makan tuan jadinya.

"Loe apa - apaan si?!" Bentak kevin.

"Justru loe yang apa - apa an. Dasar Gila!. Masa ngerampok orang terang - terangan gitu. Pertama meja , Terus keripik dan makanan gue. dan sekarang loe mau ngerebut hape gue juga. Enak aja. Emang mau loe apa si?!" Geram ku sambil berusaha merebut kembali hape itu dari tangan kevin yang justru diangkat tinggi - tinggi olehnya. Sementara yang seisi kantin hanya menjadi penonton setia, tanpa tau permasalahan apa yang terjadi.

"Balikin nggak!" bentak ku nggak kira - kira.

"Nggak!!!".

"Dasar Nano - nano sarap. Gue bilang balikin"

Sumpah, kali ini aku sudah tidak peduli sama keadaan sekitar. Bahkan sepertinya aku sudah lupa akan status ku sebagai seorang 'kutu buku yang lugu'. Yang ada di otak ku hanyalah, semuanya akan kacau kalau sampai benda itu jatuh ke tangan kevin.

Tapi yang justru bikin aku nggak habis pikir, kok kevin malah bengong ya?. Apa barusan Romy Rafael lewat ya makanya dia kayak di hipnotis gitu. Tapi bodo amat ah. Aku tidak boleh mensia - sia kan kesempatan emas ini. Dengan sigap langsung ku rebut hape itu dari tangannya.

"Hei, tunggu dulu" Hadang kevin sebelum aku sempat membalikan badan untuk kabur. Tanpa pikir panjang langsung saja aku masukan hape itu kedalam baju ku. Aku yakin kevin tidak mungkin nekat untuk mengambilnya. Sejujurnya aku bukan takut kevin menemukan foto atau video seperti yang aku katakan, karena sesungguh nya hal itu tidak pernah ada. Hanya saja didalam hape itu banyak koleksi foto - foto *Hayo siapa yang mikir di hape itu ada foto atau video porno/ men tak pites. ke ke ke* seorang 'Andre. Kan bisa gawat kalau kevin melihatnya.

Lagi - lagi kevin melongo melihat ulah konyolku. Tapi aku cuek bebek saja sampai kemudian kevin seperti teringat sesuatu.

"Eh, Loe bilang tadi apa?. Nano - Nano?. Maksutnya gue?" Kevin menunjuk wajahnya sendiri. Sementara aku hanya angkat bahu. Kan dia emang nano - nano. he he.

"Jadi loe ngasih gue gelar nano - nano?".

Menurutku kevin sudah cocok bin wajar deh kalau di bawa ke dokter THT.

"Ia. Bener. Loe nggak salah denger kok. Gue emang manggil loe nano - nano. Gimana?. Cocok kan sama loe".

"Maksut loe?. Dikira gue permen apa?".

"Yupz.... Emang nama ini gue coppy dari tu permen. Punya tiga rasa. Manis, Asem Asin. Loe banet jan?. Loe kan punya kpibadian ganda, Eh triple malah. Sekarang aja, loe jahilnya nggak ketulungan. Sok jadi preman lagi. Padahal kemaren gue liat loe lagi nang....hmpfff.

Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, kevin sudah terlebih dahulu membungkam mulutku.

"Dasar Gila. Tadi loe jadi permpok sekarang mau merangkap jadi pembunuh juga?. nggak bisa napas nie gue" Dampratku setelah berhasil meloloskan diri.

"Elo yang gile!. Ikut gue sekarang loe!" Balas kevin ikutan membentak sambil menarik paksa tangan ku dan menyeret ke luar. Tapi jangan panggil aku riani kalau baru gini saja nggak bisa lolos.

"OGAH!" Balas ku tegas.

"Sebenernya ini ada apa si?" Beny, yang sedari tadi menjadi penonton dan pendengar setia kini mulai menunjukan partisipasinya.

"Nggak ada apa - apa" sahut kevin sambil menatap ku. e... Geram?.

"Kalian mau tau?. Ntar ya, gue kirim ke kalian videonya". Hal bodoh kalau loe ngangep gue bakal nyerah sama loe kev.

"Jadi loe bener - bener nantangin gue?"

Kayak nya ni kalimat lebih tepat di bilang ancaman deh, daripada pertannyaan.

"Ye... siapa juga yang nantangin loe. Gue kan cuma kasian sama temen - temen loe. Kayaknya mereka pada penasaran tuh".

"Tutup mulut loe!. Sekarang juga loe berikan handphone loe ke gue!".

"Kalau loe jadi gue, apa bakal loe berikan?" Tantang ku balik.

Oh ya, Jangan kalian kira aku santai gini tu karena nyali ku gede. Sumpah, jujur deh, saat ini aku takut.Takut banget sama sorotan mata kevin. Tapi ternyata Gengsi yang ku punya lebih gede lagi. Jadi aku nggak akan menyerah begitu saja. Lagipula ini kan kesempatan langka.

"Bener - bener ya....."Sepertinya kesabaran kevin sudah mulai menipis atau malah sudah habis?.

"Gue bilang bawa kesini!!!".

Bentakan ini bukan cuma mengagetkan ku tapi juga seluruh penghuni kantin kayak nya. Tapi dasar sudah kepalang basah. aku nggak boleh ngalah.

"Nggak akan. Kalau loe berani coba aja loe ambil sendiri" Tantang ku yang sedikit.... e, nekat mungkin.

"Loe pikir gue takut?" kevin menyeringai sambil berjalan kearahku.

Aku kaget. Jelas saja kalang kabut. Dia nggak serius kan?. Refleks aku berjalan mundur kebelakang sampai kemudian mentok didinding. Tuhan, kalau aku boleh meminta, tolong kirimkan jimmy neutron (???) sekarang. Please.

"Untuk terakhir kalinya gue minta sama loe, Loe ngasi baik - baik atau gue ambil secara paksa" Ancam kevin yang kini sudah berada tepat di hadapanku.

Untuk sejenak aku hanya bisa menelan ludah ku yang terasa kelu. Kutarik napas dalam -dalam mencoba untuk menetralisir kondisi jantung ku.

"Beneran mampus gue kali ini".

"Oke oke oke..... STOP" Aku akhinya nyerah.

"Heh, Tenyata takut juga loe" cibir kevin sambil tertawa penuh kemenangan.

"Tertawa aja terus" geram ku dalam hati. Dia belum benar-benar mengenal ku sepertinya.

"Kevin. Ada cicak di kepala loe" Jerit ku sekenceng - kenceng nya sambil menunjuk kepala kevin.

"KYAAAA....!!!!!" Gantian kevin yang berteriak sambil mengibas ngibaskan tangan di kepalanya.Tentu saja aku tidak akan menyia - nyikan kesempatan ini. Segera saja aku kabur sebelum terlebih dahulu menginjak kaki kevin sekuat tenaga sampai - sampai teriakan kencang kembali meluncur dari mulutnya. Bedanya kalau yang tadi terikan kaget plus takut, yang ini teriakan kesakitan.

"sukurin. mampus loe. Wueek.... Dua-Kosong. Dasar Nano - nano bego. Gmapang kali di bo'ongin" aku masih sempat menjulurkan lidah mengejek kebodohannya Sebelum akhirnya benar - benar menghilang dari hadapan mereka.

Begitu sadar kalau ia hanya di kerjain benar - benar membuat kevin gusar nggak ketulungan.Ia segera mengejar keluar kanti. Sayang seribu sayang target nya sudah keburu menghilang di telan bumi.

"kalian semua bego banget si!. kenapa tadi nggak bantuin gue buat nahan dia" damprat kevin pada teman - temannya yang sedari tadi masih terduduk bengong.

"Eh, sorry kev, tadi kita semua bingung" Vano angkat bicara.

"Lagian kita nggak ngerti kalian tadi ngeributin apa. kok dia pake ngomongin soal foto dan video segala. memangnya video apa?" tambah Benny.

"Argh....Tau ah".

Kevin segera keluar dari kantin di ikuti pandangan semua mata yang menatapnya heran. Sambil duduk menyediri kevin teringat kejadian kemaren sore saat ia benar - benar ngedrop gara - gara suzy, seseorang yang kini bersetatus mantan pacarnya telah bertunangan dengan sainganya. di tambah lagi ternyata selama ini suzy memang hanya berniat untuk mempermainkan dan untuk mengincar hartanya saja. padahal selama ini cinta kevin benar - benar tulus untuknya.

Untung lah pada saat itu ia tidak sengaja ketemu andre yang entah dari mana. saat itu andre memang berhasil menghiburnya. Yah walaupun ia sempat nangis juga si waktu curhat sama andre kemaren *cengeng amat?*.

Hanya saja yang bikin di heran dan tidak habis pikir adalah kemaren ia tidak ada melihat siapa - siapa di taman. Apalagi riani bilang dia sempat merekam video segala. Memangnya tu anak ngumpet di mana?. Yang membuatnya lebih heran adalah dari mana riani tau kalau ia paling takut pada binatang yang namanya cicak?.

Sementara itu, seisi kampus sudah heboh ngegosip tentang kejadian di kantin. Semuanya benar - benar tidak menyangka kalau seorang kevin ternyata takut sama cicak. Di tambah lagi dia juga kalah sama seorang kutu buku yang lugu plus cupu. Mau di taruh mana mukanya.

"Lagian loe bisa - bisa nya sih takut sama cicak?" Cecar indra saat mereka ngumpul bareng.

"Gue itu bukan takut. Tapi geli" kilah kevin berusaha membela diri.

"Yah, kalau itu si sama aja..." Balas benny yang di balas pelototan mata kevin.

Next to cerpen remaja the prince the princess and mis cinderella part 4
Ana Merya
Ana Merya ~ Aku adalah apa yang aku pikirkan ~

2 comments for "Cerpen Remaja The Prince the price and mis cinderella ~ 03 {Update}"

Belajar lah untuk menghargai sesuatu mulai dari hal yang paling sederhana...