Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerpen Remaja King Vs Queen~03

Cerpen Terbaru
King vs Quen Part 3

"Seriuz loe?" tanya Olive saat di kantine keesokan harinya, Niken hanya mengangguk sambil menikmati es rumput lautnya. "Cowok yang udah nabrak loe, and bikin loe kesel itu... Temen deket kakak loe?" tanyanya lagi, Niken kembali mengangguk "dan dia datang kerumah loe?"
"Ia Olive" jawab Niken sambil menatap sahabatnya "Dia itu temen baik kakak gue... Namanya Gilang dan lebih parahnya lagi. Gue yang harus minta maaf sama dia, loe bisa bayangin nggax sih gimana perasaan gue".
King vs Queen
Credit Gambar : Star Night

"Yaaa pasti berat banget buat loe. Loe yang sabar aja ea. Jadi, apa yang mau loe lakuin sekarang? loe mau minta maaf sama Gilang"
"What?! gue minta maaf? sorry ea, ini tu salahnya dia. Masa' gue yang harus minta maaf, ogah banget lah" kata Niken.

"Ya sudah kalau gitu, loe abaikan aja. Tapi by the way nasib loe sekarang lagi sama banget, seperti sepupu gue" kata Olive.
"Sepupu?, Sepupu loe yang mana?" tanya Niken.
"Putra" jawab Olive singkat.
"Putra?, Emang loe punya sepupu yang namanya Putra?"
"Ya ada lah..."
"Kok gue nggax kenal"
"Ya ia lah, orang gue nggax pernah ngenalin..."
"Oh ea. Emang kenapa sama dia?" tanya Niken.
"Dia juga abis di tabrak sama orang, katanya itu cewek, Gue bilang aja kali aja itu jodohnya dia. Ya sama lah Kaya elo, mungkin tuh cowok yang nabrak loe, jodoh nya elo".
"Ha?!. Jodoh?!. Loe ini suka ngasal ya kalau ngomong. Ya mana mungkin lah. Gue jodoh sama tiang listrik itu..."
"Ah elo. Ya kali aja, ini kan baru pertama kalinya gue ngelihat elo benci banget sama orang, apa lagi dia itu cowok. Jadi  kali aja dia juga yang bisa membuat elo suka sama dia. Di antara cowok-cowok yang udah ngedeketin elo" cerita Olive.
"Eh eh eh. Loe nie yaaaa kalau ngomong suka ngelantur, mana mungkin laaaah".
"Yah elo, di omongin nggax percaya, eh gue kasi tau ea, kata nenek gue dulu, kalau orang suka berantem terus, ujung-ujungnya pasti bakal suka. Percaya deh".
"Ya itu kan kata nenek loe, bukan kata nenek gue"
"Ya sama aja kali, yang penting itu kata orang tua dulu..."
"Sorry ea, gue nggax percaya sama yang begituan. Dan gue bukan cuma nggax percaya, tapi juga nggax mau percaya. Tapi, ada acara apa nenek loe sampai-sampai ngomong gitu ke elo?" tanya Niken.
"Emang kalau ngasi tau cucu nya, pake tunggu ada acara dulu ea?"
"Yaaa kalau nggax gimana? masa' tiba-tiba nenek loe bilang gitu, tanpa ada hal-hal tertentu".
"Dia ngomongnya sama Putra, tapi saat itu gue ada di sana. Karena dia bilang dia itu sebel banget sama cewek yang udah menabraknya, yang udah ia temui dua kali itu. Makanya nenek ngomong gitu..."
"Oh, jadi dia cerita sama nenek loe juga?"
"Yaaa mau sama siapa lagi, orang dia tinggal nya sama nenek"
"Orang tuanya?"
"Tante udah meninggal, kalau om gue di luar kota, Putra di ajak nggax mau, dia lebih milih di sini. Gue juga nggax tau kenapa..."
"Oh, gitu ea. Tapi, ngapain sih kita ngomong orang yang gue nggax kenal, udah lah. Kelas yuk" ajak Niken sambil beranjak dan melangkah meinggalkan kantin di ikuti oleh Olive, dan tentu saja banyak cowok-cowok yang menyapanya dengan ramah.
"Oh ya ken, loe ntar temenin gue ea..." kata Olive di perjalanan menuju kelasnya.
"Kemana?"
"Gue mau ke tempat peramal"
"Peramal?!" Niken kaget, Olive langsung menutup mulut Niken dengan cepat, sebelum ada yang mendengarnya.
"Ssst... Loe itu apa-apaan sih, ngomong keras-keras gitu..."
"Ya abis nya elo, Ngapain sih ke sana..."
"Itu, Gue... mau nanyain siapa jodoh gue..."
"Jodoh?!" Niken terlihat tak percaya, Olive menangguk. "kenapa pake acara ke tempat peramal segala..."
"Yaaa abis gue udah lama banget nggax dapat cowok, gue penasaran jodoh gue itu siapa. Kalau gue tau sekarang kan gue bisa cepat mendapatkannya..."
"Emang loe percaya sama yang begituan..."
"Apa salahnya..."
"Hello, sekarang itu udah tahun 2012 kale, jadi ngapain sih masih percaya sama yang begituan. Lagian loe itu kan cantik, jangan jadi orang yang sepertinya nggax laku gitu deh"
"Loe ngomong gitu karena banyak yang ngejar elo. Sedangkan gue. Udah deh loe ikut aja, emangnya loe nggax percaya?"
"Gue itu nggax pernah percaya sama yang begituan. Peramal? apa lagi tuh... Sorry lah ea..."
"Ya udah kalau loe nggax percaya, loe temenin gue aja. Oke?".
“Ya baik lah..." kata Niken akhirnya.
"Nah gitu donk. He he he..." balas Olive sambil tersenyum,  melangkah menuju kelas.

Cerpen Terbaru King vs Quen

"Loe yakin rumahnya di sini?" tanya Niken begitu tiba di rumah orang yang katanya peramal itu, rumahnya tidak seperti rumah perama biasanya, jika biasanya gelap, serem, dan terlihat kono, sekarang rumahnya itu. Sekali nggax terlihat rumah peramal, karena rumahnya besar, mewah, cantik dan tidak ada tanda-tanda mistik gitu.
"Ia. Sudah yuk masuk" ajak Olive.
"Tapi tunggu, ini tu kok seperti bukan rumah paranormal biasanya sih?" tanya Niken nggax percaya.
"Ya iya lah, kabarnya di sini lebih manjur. jadi loe tenang aja ikut yuk..." ajak Olive, dengan hati-hati Niken mengikutinya masuk ke rumah mewah itu.
Begitu tiba di depan rumah, Olive memencet bel, tak berapa lama kemudian ada yang membuka kan pintunya, sepertinya seorang pembantu, lalu membawa mereka ke ruang tengah.  Setelah menunggu beberapa lama, muncul lah seorang ibu-ibu menghampiri mereka.
"Siang nek, eh mbah... Emmm..." Olive bingung mau manggil apa.
"Panggil saja saya tante" kata ibu-ibu itu, sambil duduk di kursi.
"Emmm tante. Disini benar tempat peramal jodoh?" tanya Olive.
"Ia benar. Kenapa? Apa tidak yakin?" tanya tante itu.
"Bukan gitu tante. Tapi, mana orang yang bisa meramal itu?"
"Saya sendiri"
"Tante?" Niken dan Olive seperti tidak percaya, karena tante di depannya ini sama sekali tidak bisa di angap peramal karena penampilannya itu lebih tepat kalau di bilang penjaga salon, masih cantik, lumayan muda, dan tidak ada tanda-tanda peramal.
"Ia. Saya sendiri? Kenapa? Apa tidak percaya..."
"Bmmm bukan begitu tante. Tapi, tante ini..."
"Tidak seperti peramal biasanya?" tanya tante itu yang seperti tau apa yang di fikirkan Olive dan Niken, yang di tanya langsung menangguk.
"Saya fikir  orangnya..."
"Sudah tua?" tanya Tante  itu "Saya tau, tapi saya tidak suka dengan dandanan seperti itu, jadi saya tidak mau. Kalau tidak percaya, saya tidak akan memaksanya".
"Emmm nggax kok tante. Saya percaya. Jadi, apa tante bisa tau siapa jodoh saya?" tanya Olive.
"Ulurkan tangan mu" pinta Tante itu, Olive mengulurkan tangannya. Tante peramal menelitinya setelah itu memejamkan matanya sambil komat-kamit, nggax tau apa yang di baca. Beberapa saat kemudian dia membuka matanya "sekarang ini jodoh kamu. Tinggal beberapa hari lagi akan muncul di hadapan mu" lanjutnya, Olive langsung terlihat senang.
"Beneran tante. Dimana?. Siapa namanya?" tanya Olive.
"Sebentar" kata Tante itu, Dan mengocok kartu yang ada di atas meja, lalu mengaturnya di atas meja "Kamu pilih salah satu"
"Saya... Mau yang ini" jawab Olive sambil menunjuk salah satu kartu, peramal itu membukanya.
"Kamu akan bertemu dia, dia yang akan datang kerumah kamu sendiri, dengan papa dan mamanya, dan akan menginap di rumah kamu..."
"Beneran tante. Kapan?"
"Tiga hari dari sekarang"
"Ha?! Waaah asyiiiik, Terima kasih tante..." kata Olive dengan senangnya "Lihat, benerkan apa kata gue, di sini bisa meramal jodoh" bisik nya ke arah Niken.
"Ia lah, ya udah kalau gitu, selesaikan. Kita pulang sekarang" ajak Niken.
"Loe nggax mau mencobanya?" tanya Olive.
"Gue?" tunjuk Niken kearah wajahnya sendiri.
"Kamu tidak percaya?" tanya Peramal itu tiba – tiba.
"Emmm, saya..." Niken jadi gugup.
"Saya tau. Kamu tidak pernah percaya dengan ramalan, dan hal yang berbau mistik lainnya. Tapi,  kamu juga sangat baik hati, dan saya melihat kamu punya masa depan yang cerah..." kata tante itu, Niken jadi kaget mendengarnya.
"Apa... saya bisa mempercai tante?" tanya Niken.
"Itu semau tergantung kamu sendiri, saya tidak memaksanya, kalau kamu percaya silahkan, kalau nggax, ya terserah kamu sendiri..."
"Apa yang bisa saya percayai tentang kebenarakn ucapan tante..."
"Tunggu, Kamu" Peramal itu memejamkan matanya "Punya... Kakak cowok satu, dan... Ibu. Tapi... Ayah mu... Sudah meninggal. Benar?" tanya Peramal itu dan kembali membuka matanya, Niken jadi kaget, dan dengan hati-hati mengangguk.
"Tante... Tau dari mana?".
"Saya bisa membacanya. Kamu sekolah di SMU 'mawar putih', Banyak yang mengejar-ngejar kamu. Dan kamu merasa risih dengan itu semua, kamu juga tidak membenci mereka, karena sifat kamu yang pemaaf. Tapi, Tunggu, saya melihat ada yang membuat kamu kesel beberapa hari ini".
"Waw, semuanya tepat" kata Olive sambil tersenyum "Emmm kalau begitu tante, siapa jodoh Niken?" tanya nya lagi sambil tersenyum.
"Sebentar..." Peramal itu kembali mengocok kartunya, dan mengatur di atas meja "Pilih lah salah satu..." lanjutnya.
"Ayo ken, pilih salah satu. Gue mau lihat, siapa jodoh loe, Apa itu ada di antar cowok-cowok yang mengejar loe?".
"Gue nggax mau" bisik Niken.
"Ayo donk, sekali ini aja. Kalau nggax bener juga nggax apa-apa kok, yang penting loe coba dulu. Loe nggax usah percaya seratus persen, cukup loe tau aja" rayu Olive.
"Tapi liv..." Niken terlihat ragu.
"Please..."
"Ya baik lah,  gue mau yang ini" tunjuk Niken sambil menunjuk satu kartu di depannya.
Peramal itu mengambilnya, meneliti beberapa saat, tiba-tiba tante itu mengerutkan keningnya.
"Kamu... sudah pernah bertemu dengannya"
"He?!, Siapa?" tanya Niken bingung.
"Dia orang yang kamu temui beberapa hari ini, cowok berbaju putih dan bertopi. Kamu juga telah bertemunya beberapa kali..."
"Apa dia ada di SMU kita juga?" tanya Olive semangat. Peramal itu menggeleng.
"Tidak. Dia orang yang beberapa tahun lebih tua,  Dan kamu akan bertemu dia lagi, setiap harinya akan makin sering... hingga cinta itu tumbuh tanpa kalian sadari... tapi, dia jodoh kamu yang sebenarnya"
"He?! Siapa ya?" fikir Niken.
"Bayangkan..." pinta tante peramal "Pejamkan matamu, dan fikir siapa orang yang kamu cintai tanpa kamu sadari..." lanjutnya, tiba-tiba muncul wajah seseorang di benak Niken.
"Tunggu" kata Niken dan kembali membuka matanya.
"Kenapa?" tanya Olive.
"Tadi, saya melihat wajah seseorang. Tapi, saya nggax bisa melihatnya dengan jelas, dan dia langsung menghilang" jawab Niken. Peramal itu terlihat tersenyum senang.
"Dia jodoh mu.Tapi, kamu tenang saja. Kamu akan bertemu dengannya kembali, sore ini di depan rumah mu. Sekitar jam tigaan, memakai baju hijau, pakai jaket hitam dan... celana silver juga topi" kata tante itu.
"Oh baiklah, terima kasih tante. Udah yuk liv, kita pulang" ajak Niken sambil beranjak.
"Tapi ken".
"Ayo!”.
"Baiklah, Emmm terima kasih tante. Ini bayarannya" kata Olive sambil menyodor kan amplop kearah tante itu "Kita pulang dulu" lanjutnya dan mengikuti Niken keluar dari rumah tante itu.
"Kenapa buru-buru banget sih?" tanya Olive begitu di dalam mobil di perjalanan pulang.
"Kan gue udah bilang sama loe, gue itu nggax percaya sama yang begituan... jadi buat apa kita di sana lama-lama..." jawab Niken.
"Tapi. Apa yang tante itu bilang semuanya bener kan..."
"Gue tetap nggax percaya"
"Tapi ken..."
"Udah lah, ngapain sih ngomongin hal yang nggax penting gitu, gue bilang nggax percaya ya nggax percaya, gue yakin kok jodoh gue bisa gue temui sendiri, nggax perlu bantuan peramal-peramal segala"
"Ya udah, terserah loe. Tapi loe harus kasi tau gue, siapa yang bertamu ke rumah loe ntar sore, yang pake baju hijau, pake jaket hitam, dan celana silver juga topi. Gue penasaran, siapa ya kira-kira tuh cowok..." kata Olive sambil tersenyum.
"Kalau loe mau tau lihat aja sendiri, gue nggax berminat"
"Kalau gue bisa juga gue mau, Tapi, ntar sore gue mau ke rumah nenek, nemenin mama...."
"Ya udah kalau gitu, tunggu gue menikah besok saja”.
"Yaaah Niken... tapi kan”.
"Kenapa?. Gue nggax mau. Titik" kata Niken mengakhiri perdebatannya, Olive hanya bisa cemberut, karena ia tau apa yang udah di bilang Niken nggax mungkin bisa di belokin lagi, Ia sudah sangat hapal akan tabiat sahabatnya itu.

To be continue...
Ps: Jangan lupa add Penulisnya ya >>> Mia Mulyani

Ana Merya
Ana Merya ~ Aku adalah apa yang aku pikirkan ~